Indeks Tingkat Pengangguran

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar, mengakui masih ada pemutusan hubungan kerja (PHK) meski angka tingkat pengangguran terbuka turun.

Job fair yang selalu ramai, maraknya PHK, dan penurunan daya beli masyarakat menunjukkan kecenderungan yang berlawanan di masyarakat.

Naiknya tingkat pengangguran di Indonesia bukan semata masalah kualitas SDM dan link & match lulusan sekolah, tapi juga kualitas investasi dan industri.

Apa saja faktor penyebab pengangguran yang terjadi dalam masyarakat? Berikut penjelasan selengkapnya.

Angka pengangguran Indonesia sebesar 8,42 juta orang pada periode tersebut atau naik dari sebelumnya 8,40 juta orang pada Februari 2022.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mencatat angka pengangguran turun pada 2021 dan 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia sebanyak 8,40 juta (5,83 persen) di Februari 2022.

BPS mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 8,40 juta orang (5,83 persen) pada Februari 2022.

BPS catat angka pengangguran Indonesia per Februari 2021 mencapai 8,75 orang atau naik sebanyak 1,82 juta orang dibanding 2020.

BPS mencatat jumlah pengangguran Indonesia per Agustus 2020 mencapai 9,77 juta orang atau naik 2,67 juta orang.

Angka 13 juta itu berasal dari 6,9 juta pengangguran, 3,5 juta pekerja yang di-PHK karena COVID-19, dan 3 juta angkatan kerja baru.

Bappenas mencatat angka pengangguran naik akibat COVID-19. Namun, Indonesia justru dinilai tak siap menghadapinya karena investasi yang masuk selama ini tak banyak menyerap tenaga kerja.

Bappenas meprediksi tingkat kemiskikinan bakal mencapai 9,7-10,2 persen pada 2020.

Sandiaga Uno menyebut angka pengangguran di Jakarta naik menjadi 50 ribu pada sejak Juni hingga November 2019.

Melalui anggaran belanja yang besar, Jokowi juga menyampaikan bahwa pemerintah akan tetap memberikan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM), listrik, gas elpiji 3 kilogram, serta pupuk.

Pada 2018 periode pertumbuhan jumlah tenaga kerja asing tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Angka pengangguran menunjukkan tren penurunan mulai dari Agustus 2016 tercatat sebesar 5,61 persen dan Agustus 2018 tercatat sebesar 5,34 persen.

Data dari BPS menyebutkan bahwa, jumlah pengangguran di desa meingkat sebesar 4,04 persen pada Agustus 2018.

Suhariyanto menyebutkan bahwa pengangguran paling banyak merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Peningkatan pengangguran lulusan SMK berisiko menurunkan kualitas pertumbuhan ekonomi.