Indeks Rupiah

Tren positif yang sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir berlanjut hingga penutupan akhir pekan.

Para pemimpin G20 sepakat untuk melakukan segala hal guna mengatasi dampak pandemi kali ini.

Gubernur BI menjamin cadangan devisa Indonesia saat ini ini cukup untuk mengawal stabilisasi nilai tukar rupiah.

Rupiah ditutup melemah 615 poin atau 3,85 persen menjadi Rp16.575 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.960 per dolar AS.

IHSG dan rupiah kembali melanjutkan pelemahannya di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Dolar melemah pada Sabtu pagi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan sederet kebijakan yang telah diambil untuk jaga stabilitas rupiah.

Presiden Jokowi meminta BI fokus untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BI gelontorkan dana sekitar Rp195 triliun untuk mengintervensi pasar keuangan dan menahan perlemahan nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia melakukan karantina dan penyemprotan disinfektan kepada uang yang masuk sebelum diedarkan kembali ke masyarakat.

Capaian aliran modal asing itu sebagian besar terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) di angka Rp171,6 triliun.

Bank Indonesia memaklumi itu lantaran pengusaha memerlukan mata uang dolar AS untuk membiayai importasi bahan baku.

Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.035

Pada pukul 13.26 WIB, rupiah masih melemah 21 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.092 per dolar AS.

Kurs rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat 8 poin

Devaluasi rupiah pada 15 November 1978 turut diakibatkan oleh menggunungnya utang jangka pendek Pertamina sebesar 40 juta dolar AS.

Terpilihnya kembali Sri Mulyani sebagai Menkeu direspon positif oleh pasar. Rupiah sempat menguat dan menyentuh Rp13.990 tapi IHSG masih tertahan.

Sejarah rupiah berawal dari pembuatan ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia.

Dolar sempat tembus Rp16.800 per dolar AS, tapi dapat dikembalikan ke kisaran Rp7.000-Rp8.000 per dolar AS di akhir pemerintahan Habibie.

Amerika Serikat dan Cina kembali saling balas mengenakan tarif. Investor khawatir perang dagang memanas dan dampaknya semakin luas.