Indeks Polisi Tembak Polisi

AKP Dadang pun menyatakan tidak banding atas putusan sidang etik setelah menembak mati Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshari.

Kadiv Propam Irjen Abdul Karim dan Irwasum Polri Irjen Dedy Prasetyo terjun untuk melakukan asistensi pengusutan kasus penembakan oleh AKP Dadang Iskandar. 

Menkopulhukam, Budi Gunawan, menjamin proses hukum kepada Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, secara transparan dan adil.

Berdasarkan olah TKP dari Tim Inafis, ada enam selongsong peluru yang ditemukan di sekitar rumah dinas Kapolres Solok Selatan.

Irwasum Polri, Irjen Pol. Dedi Prasetyo, mengatakan pemberian gelar ini sebagai bentuk penghormatan terakhir pada almarhum karena gugur saat bertugas.

Kapolri menegaskan, Propam Polri tengah melakukan pendalaman alasan maupun motif AKP Dadang menembak AKP Ryanto Ulil hingga meninggal dunia.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit meminta polisi yang menembak polisi ditindak tegas apapun pangkatnya dan tidak perlu ragu dalam proses penegakan hukumnya.

Dwi mengatakan, kepolisian tidak memborgol AKP Dadang sebagai taktik untuk meminta keterangan.

Habiburokhman mempersoalkan standar penanganan terduga pelaku penembakan sesama polisi malah tidak diborgol dan merokok saat ditindak oleh Propam.

Dalam kedinasan di Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar lebih dulu bertugas dibandingkan AKP Ulil Ryanto.

Tim Bareskrim sudah berangkat, baik Inafis maupun Dirtipidum untuk membantu mengusut kasus polisi tembak polisi.

AKP Dadang Iskandar sempat pulang ke rumahnya di Padang usai menembak rekannya, AKP Ulil Ryanto di Mapolres Solok Selatan.

Irjen Suharyono mengatakan, penyidik mulai mencari CCTV sekaligus meminta keterangan saksi antara lain anggota reserse yang ikut bersama korban.

Kapolda Sumatra Barat berjanji AKP Dadang Iskandar sudah dilakukan pemecatan atau PTDH paling lama tujuh hari.

Kabarnya, penembakan di Polres Solok Selatan dilakukan Kabagops terhadap Kasat Reskrim yang sedang menangani kasus galian tambang.

Penembakan dilakukan seorang perwira terhadap rekannya sesama perwira di Polres Solok Selatan.

Ferdy Sambo dkk pada Kamis (24/8/2023) dieksekusi ke Lapas Salemba untuk menjalani hukum terkait pembunuhan berencana Brigadir Yosua.

Ketua Kompolnas Benny mendorong gelar perkara dilakukan secara transparan, salah satunya dengan mengundang keluarga korban.

Saat Bripda IMS menunjukkan senjata api kepada korban, Bripda IDF, tiba-tiba senjata api meletus dan mengenai korban, menurut polisi.