Indeks Militer

Ada banyak paramiliter di Indonesia sejak 1945. Ada yang masih hidup dan hanya berganti nama, tapi ada juga yang dihabisi demi stabilitas nasional.

Indonesia kaya dengan cerita puluhan bahkan ratusan ormas dan laskar hingga kelompok paramiliter. Lalu apa urgensi program bela negara saat kekerasan vigilante kian menjamur?

Kekuatan milisi sipil berjalan seiring sejarah politik Indonesia, dan terlibat dalam banyak kekerasan negara sejak 1965. Mereka bisa tampil sangat bersemangat dan tumbuh subur berkat kebal-hukum.

Indonesia pernah diam-diam melakukan misi rahasia membeli pesawat dari Israel buat TNI-AU. Namun, sampai saat ini, misi itu tak pernah diakui.

Pemerintah Australia menyesalkan insiden yang memicu penangguhan semua kerja sama militernya dengan Indonesia. Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne menyatakan sedang menyelidiki pemicu kemarahan TNI dan akan segera memaparkan hasilnya ke pemerintah dan militer Indonesia.

Berkaitan dengan sejumlah kecelakaan pesawat militer Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta agar TNI dan Polri memerintahkan agar pemeliharaan sejumlah pesawat militer yang beroperasi di Indonesia ditingkatkan.

Panglima TNI Gatot Nurmantyo pernah berkeluh kesah, mengatakan TNI seperti warga negara asing karena tak punya hak pilih. Tapi pernah ada masa tentara Indonesia boleh ikut memilih dalam pemilu.

Prajurit TNI AL memperingati Hari Armada RI di Dermaga Makolantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan.

Meski rangking Indonesia tertinggi di Asia Tenggara versi Globar Fire Power, namun perkara di udara, jika dilihat luasnya wilayah Indonesia bisa dibilang lemah. Itulah mengapa jumlah pesawat militer Indonesia ditambah pelan-pelan.

Menteri/Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno melantik Marsekal Pertama TNI Trisno Hendradi sebagai Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) menggantikan Marsekal Muda TNI Hadi Tjahjanto

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku bahwa jiwa prajuritnya tidak akan pernah menghilang sampai kapan pun, meski kini dirinya berkarier di dunia politik.

Aparatus militer adalah satu dari kaum yang terlampau sering bersitegang di lapangan literasi. Intimidasi, teror, dan penebar paku-rasa-takut dalam banyak hal dinisbahkan kepada militer lantaran memiliki perangkat legal yang tak dipunyai kalangan sipil di luar mereka: bedil!

Membaca pernyataan Kapendam terkait pelarangan lapak buku di Bandung membuat saya merasa posisi menteri dalam negeri masih dijabat Rudini dan Moerdiono masih menjadi menteri sekretaris negara. Pernyataan itu menggemakan kepercayaan diri seakan militer masih "berkuasa penuh" sebagaimana terjadi di masa ketika acara Aneka Safari di TVRI begitu menghibur hati.

Aksi penghancuran sejumlah gedung-gedung oleh tentara Israel di sebuah desa Palestina di West Bank yang dibangun dengan dana bantuan Prancis mendapat kecaman dari Perancis. Mereka mengatakan apa yang dilakukan oleh Israel melanggar hukum internasional.

Penyakit kelamin di kalangan militer tak pernah selesai. Meski kehidupan kaum militer setelah Indonesia merdeka lebih tertata, dibanding masa-masa sebelumnya, penyakit kelamin di kalangan militer masih tetap ada.

Presiden Tayyip Erdogan berjanji bahwa kudeta akan digagalkan. Ia meminta rakyat untuk turun ke jalan untuk membela pemerintah.

Militer Inggris akan mencabut larangan bagi perempuan berperang di garis depan, sehingga kaum hawa dapat memainkan peran itu untuk pertama kali pada November, kata Kementerian Pertahanan.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, belum ingin mengerahkan pasukan militer untuk membebaskan tujuh warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok bersenjata Filipina sejak 21 Juni lalu.

Rencana Indonesia mengganti pesawat tempur F-5 Tiger buatan AS yang sudah uzur dengan pesawat Sukhoi Su-35 buatan Rusia menjadi sorotan. Kabar ini menjadi banyak pemberitaan global. Sukhoi Su-35 dianggap tepat jadi penjaga angkasa Indonesia mengacu dari pengalaman kelam masa lalu. Memilih pesawat tempur Sukhoi bagi Indonesia bukan hanya persoalan harga dan teknologi, tapi juga soal menyerahkan asa kekuatan udara dengan Rusia, sang "saudara tua".

Penyandera tujuh WNI di Filipina diduga pecahan kelompok Abu Sayyaf. Pendekatan militer dianggap tidak sesuai diterapkan untuk membebaskan sandera. Menurut Ketua DPR, penyandera hanya bertindak secara pragmatis.