Indeks Kompeni Belanda

Pada awal 1623, VOC menangkap dan membantai 10 orang Inggris, 10 tentara bayaran Jepang, dan 1 orang Portugis yang dituduh akan menyerang Benteng Victoria.

Konflik keluarga berkepanjangan mewarnai suksesi dan perpecahan di kalangan Kerajaan Mataram Islam. Kehadiran Kompeni membuatnya kian keruh.

VOC pernah punya lebih dari 4.700 kapal, tapi lebih dari 1.300 yang tak kembali karena karam, kandas, dan diserang perompak (zeeroof/ piraterij).

Revolusi Prancis merembet ke sejumlah negara Eropa yang akhirnya meruntuhkan kongsi dagang korup dan melahirkan nasionalisme di kalangan kaum terjajah.

Peraturan pelayaran yang sangat ketat membuat kapal-kapal VOC lambat tiba di Asia. Belanda akhirnya hanya mampu menguasai Hindia Belanda.

Perbudakan menjadi sokoguru kejayaan Belanda di masa penjajahan yang terus dipraktikkan hingga beberapa tahun Perang Dunia II berakhir.

VOC menyita tanah milik Pieter Erberveld. Ia lalu berencana melawan, namun segera diketahui. Erberveld kemudian ditangkap dan dihukum mati.  

Korupsi dan nepotisme menghancurkan VOC. Para gubernur jenderal dan komisi penyelamat terlibat dalam kebusukan tersebut.

Jan Pieterszoon Coen alias Mur Jangkung mendirikan Batavia dengan bantuan para pekerja Tionghoa.

Hoge Commissie yang dibentuk untuk membereskan admistrasi VOC tak berumur panjang. Kongsi dagang raksasa itu akhirnya bangkrut.

Konflik antarpenguasa lokal dimanfaatkan oleh VOC untuk menguasai seluruh pelabuhan penting di Jawa.

Akhir tahun 1799 menjadi tahun terakhir eksisnya VOC. Besarnya pengeluaran ditambah korupsi dan utang membuat VOC bangkrut menjelang abad ke-19.

Opium menguntungkan pemerintah kolonial, tapi juga bikin masalah sosial dan kesehatan. Sejumlah warga Hindia Belanda bergabung menentang opium.