Selain harga anjlok, Sekjen APTRI M. Nur Khabsyin mengatakan penjualan hasil gula petani ke pedagang dan distributor semakin sulit lantaran mereka sudah memiliki stok gula impor.
Erick Thohir menyindir kebiasaan importasi gula dan alat kesehatan yang terjadi secara terus menerus, sebab kedua produk itu sebenarnya bisa diproduksi dalam negeri.
Perum Bulog telah mengantongi stok 22 ribu ton gula impor dari India dan siap untuk menyalurkannya ke masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gula selama Ramadan dan Lebaran.
Menko Airlangga Hartarto mengatakan tingginya harga gula disebabkan ada beberapa impor yang tertunda lantaran di beberapa negara lain terjadi pembatasan akibat lockdown.
Ketua Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat menilai kelangkaan pasokan gula yang berimbas pada kenaikan harga merupakan dampak lemahnya tata kelola dan pengambilan keputusan.