"Dalam keadaan di mana keberagaman terancam, politisasi agama dan fundamentalisme menjalar ke seluruh negeri, kehadiran Gus Mus adalah pengingat bahwa kita adalah bangsa yang toleran," kata Todung Mulya Lubis.
Sekalipun bertentangan dengan ideologi negara, Hizbut Tahrir Indonesia masih menggunakan cara-cara legal dalam berkampanye, misalnya aksi demonstrasi dan dakwah yang bersifat persuasif.