Indeks Ekspor Sawit

Kemendag resmi memperketat ekspor limbah pabrik kelapa sawit. Apa dampaknya bagi petani sawit?

Pasalnya, masih banyak petani sawit kecil di Indonesia yang belum memenuhi ketentuan yang diatur dalam EUDR.

Saat ini produk pertanian dan perkebunan masih didominasi oleh komoditas kelapa sawit, dengan mitra utamanya adalah Amerika Serikat dan Cina.

Produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 56 juta ton, dan ekspor tembus 26,33 juta ton dengan tujuan ekspor ke lebih dari 125 negara.

Pemerintah akan memberi tenggat waktu hingga November agar pengusaha sawit nakal bisa menyelesaikan administrasi.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengklaim ekspor Indonesia masih berjalan dengan lancar.

Kemendag mengatakan Indonesia masih menunggu report oleh panel WTO yang ditaksir akan terbit awal atau pertengahan tahun 2023.

Eddy Abdurrachman mengatakan, jumlah pungutan ekspor pada 2022 diperkirakan hanya mencapai sebesar Rp30 triliun.

BPDPKS memproyeksikan jumlah ekspor sawit pada 2023 akan tumbuh mencapai 36 hingga 38 juta metrik ton.

Pemerintah memperpanjang pembebasan tarif pungutan ekspor atas produk sawit hingga 31 Oktober 2022.

Dalam mengantisipasi anjloknya harga hasil panen TBS sawit, banyak petani yang menjual sawit mentah ke Malaysia dengan harga Rp3.000 hingga Rp4.000 per kg.

Ekspor Indonesia pada periode Januari hingga Juni 2020 surplus 5,5 miliar dolar AS atau setara Rp80,3 triliun.

Nilai ekspor pada April hanya mencapai 2,65 juta ton.

Jika tidak mendatangkan gula dari India, sawit Indonesia tak boleh masuk.

Pernyataan “perang dagang” yang dilontarkan Jokowi dinilai sebagai bentuk pengabaian terhadap fakta-fakta dampak sawit yang merusak lingkungan.

Pemerintah menargetkan penyelesaian perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) rampung pada akhir 2020, meski komoditas sawit masih menjadi ganjalan sampai dengan saat ini. 

Indonesia mengincar sejumlah pasar non-tradisional untuk tujuan ekspor sawit. Pencarian pasar baru dilakukan untuk mengantisipasi kebijakan Uni Eropa. 

Peneliti dari INDEF menduga ada kepentingan bisnis di balik larangan produk turunan minyak sawit di Eropa.

Pemerintah Indonesia sedang mencari pasar baru untuk ekspor minyak sawit dan produk turunannya. 

Indonesia akan menggandeng Kolombia untuk melawan kebijakan Uni Eropa soal pembatasan sawit.