Indeks Eddy Sindoro

KPK mencegah pengacara Eddy Sindoro, Lucas dalam rangka pengembangan penyidikan perkara dugaan korupsi dan TPPU pengurusan perkara di MA 2012-2016.

Lucas adalah terpidana merintangi penyidikan koruptor Eddy Sindoro dalam kasus suap panitia PN Jakarta Pusat.

Lucas menyatakan akan menuntut KPK karena Komisi Antirasuah telah memblokir rekening miliknya selama perkaranya berjalan. 

Lucas menyatakan akan mengajukan banding atas vonis tujuh tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim kepada dirinya.

Selain menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara Majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta juga menjatuhkan denda Rp600 juta rupiah subsider enam bulan kurungan terhadap pengacara Lucas.

Jaksa KPK menuntut Lucas dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.

KPK menerima vonis hakim atas terdakwa Eddy Sindoro yang divonis terbukti bersalah menyuap panitera PN Jakpus, Rabu (13/3/2019). 

KPK membantah tuduhan Lucas soal ada dendam di balik tuntutan jaksa. KPK menegaskan tuntutan jaksa untuk Lucas sudah didasari bukti-bukti yang kuat. 

Eddy Sindoro mengaku sangat terkejut dengan vonis 4 tahun penjara. Meski demikian, ia menerima vonis majelis hakim karena terbukti menyuap panitera PN Jakatar Pusat.

Majelis hakim memvonis Eddy Sindoro 4 tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta subsider 3 bulan kurungan.

Lucas menuding ada dendam di balik tuntutan jaksa KPK untuk dirinya. Dia juga mengklaim semua tuduhan jaksa kepada dirinya adalah fiksi. 

Jaksa menilai pengacara Lucas telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan merintangi penyidikan perkara tindak pidana korupsi.

KPK mempelajari vonis Eddy Sindoro karena memiliki keterkaitan dengan kasus advokat Lucas yang jadi terdakwa merintangi penyidikan.

Jaksa beranggapan Eddy terbukti secara sah dan meyakinkan menyuap Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution.

Lucas membantah semua bukti elektronik dan mengaku tidak mengenal nomor telepon yang disadap serta tidak mengenal suara tersebut.

Kepada hakim, Lucas mengaku telah mengenal Eddy sejak tahun 2008.

Terdakwa kasus suap panitera PN Jakpus, Eddy Sindoro mengaku tak tahu ada suap dan namanya dicatut oleh staf sebagai orang yang memerintahkan.

Rencana menyerahkan diri oleh terdakwa suap panitera PN Jakarta Pusat, Eddy Sindoro telah ada, sehingga meminta temannya untuk memfasilitasi.

Terdakwa sidang kasus dugaan suap kepada panitera PN Jakarta Pusat Eddy Sindoro membantah bukti transkrip percakapan dan rekaman telepon dari JPU.

Mudzakir yang dihadirkan untuk saksi meringankan Lucas menilai sekadar menyarankan bukan termasuk pidana, karena belum berwujud tindakan.