Indeks Djoko Tjandra

KPK menduga Djoko Tjandra memberikan uang kepada Harun Masiku saat bertemu di Malaysia untuk menyuap eks Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.

KPK mengklarifikasi kabar terkait Djoko Tjandra meminta bantuan kepada Harun Masiku di Kuala Lumpur, Malaysia, tetapi tidak merinci bentuk bantuan tersebut.

Djoko Tjandra mengaku tak mengenal Harun Masiku maupun Donny Tri Istiqomah dan tersangka lainnya.

Belum diketahui materi pemeriksaan yang akan digali dari Djoko Tjandra dan keterlibatannya dalam kasus Harun Masiku.

Pemberian remisi HUT RI ke-76 untuk Djoko Tjandra dan ratusan napi korupsi lain mendapat sorotan. Sejumlah pihak menilai janggal.

Majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memangkas vonis Djoko Tjandra 1 tahun menjadi 3 tahun dan 6 bulan dari 4 tahun dan 6 bulan.

Aktor intelektual dan jejaring di balik kejanggalan dalam pemangkasan hukuman Jaksa Pinangki Sirna Malasari dianggap penting untuk ditelusuri.

MA menyatakan Djoko Tjandra telah terbukti bersalah menggunakan surat jalan palsu agar dapat kembali ke Indonesia.

Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat memutuskan tidak mengambil upaya hukum kasasi atas vonis banding Pinangki yang disunat dari 10 tahun menjadi 4 tahun penjara.

Rekam jejak hakim dalam putusan dan penelusuran Komisi Yudisial dinilai mampu melihat sejauh mana hakim tepat memutus vonis rendah Pinangki.

Jaksa menuntut Djoko Tjandra dengan  4 tahun penjara ditambah denda Rp100 juta subsider 6 bulan.

"Kami yakin sudah mematikan puntung rokok,” ujar para kuli interior yang dituding sebagai terdakwa kebakaran gedung Kejagung.

Djoko Tjandra mengaku mendapat rekomendasi nama Tommy Sumardi dari eks Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.

Napoleon terbukti menerima suap 370.000 dolar AS dan 200.000 dolar Singapura (sekitar Rp7,23 miliar) dari Djoko Tjandra.

Djoko Tjandra dianggap pelaku utama dalam kasus dugaan suap kepada jaksa Pinangki Sirna Malasari sebesar 500 ribu dolar AS.

Terpidana kasus cessie Bank Bali Djoko Tjandra berharap dituntut bebas oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejagung.

Hakim diminta menolak permintaan Djoko Tjandra sebagai saksi yang bekerja sama dengan penegak hukum.

Jaksa Pinangka Sirna Malasari divonis hukum penjara selama 10 tahun.

Vonis lebih tinggi 2,5 kali dari tuntutan karena Pinangki seorang jaksa, menerima suap dan membantu buronan Djoko Tjandra menghindari penjara.

Jaksa hanya menuntut Pinangki penjara empat tahun. Pegiat antikorupsi mendesak hakim memvonis maksimal, yaitu 20 tahun, dengan berbagai pertimbangan.