Indeks Bank Indonesia

Bank Indonesia memperkirakan kinerja ekspor dan investasi melambat pada periode kuartal I 2019. 

BI berharap pelonggaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) menjadi 84-94 persen membuat pertumbuhan kredit perbankan mencapai batas atas target pada 2019. 

Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6 persen. Alasan utamanya, karena The Fed menunjukkan sinyal menerapkan kebijakan moneter yang semakin longgar (dovish). 

Sri Mulyani optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen bisa tercapai pada tahun ini meski BI memiliki proyeksi sedikit lebih rendah. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini prospek perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih baik bahkan capai 6 persen lima tahun ke depan.

"Kalau ada ibu-ibu bilang harga mahal saya enggak tahu indikatornya apa, ini kan data BPS di survei dari ratusan komoditas. Kita juga melakukan survei".

Perry memastikan bank sentral akan tetap menjaga pasokan likuiditas di pasar keuangan.

OJK mengapresiasi kenaikan suku bunga acuan/BI 7-Days Reverse Repo Rate hingga 6 persen oleh Bank Indonesia tanpa kenaikan suku bunga kredit.

Otoritas Jasa Keuangan menilai kondisi likuidita perbankan yang ketat hanya berlangsung sementara. Hal ini akibat bank agresif, sementara minim penggalangan dana pihak ketiga.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan telah memastikan likuiditas dalam kondisi terjaga. "Kalau kurang bilang saya. Kita pastikan likuiditas lebih dari cukup," kata Perry.

Kebijakan ini ditempuh untuk daya tarik aset keuangan domestik, baik secara rate maupun suku bunga secara nominal.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen. Keputusan itu didasari alasan untuk mengendalikan CAD dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia optimistis kurs rupiah akan stabil pada 2019 dan masih berpeluang menguat kembali. 

NPI sepanjang tahun 2018 mengalami defisit cukup parah yakni 7,1 miliar dolar AS.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2018 mengalami defisit sebesar 7,1 miliar dolar AS. Pada 2017, NPI masih surplus 11,5 miliar dolar AS. 

Defisit Transaksi Berjalan pada kuartal IV 2018 tercatat sebesar 9,1 miliar dolar AS atau 3,57 persen dari PDB. Defisit itu membengkak jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

BI menyatakan kepercayaan investor terhadap perekonomian RI membuat Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal IV 2018 surplus 5,4 miliar dolar AS. 

Kinerja ekonomi yang baik ditopang peran tim pengendali inflasi daerah dan adanya klaster pengendalian inflasi di Kendari.

Sepanjang 2018, Komite SSK menyatakan kondisi stabilitas sistem keuangan berada di level yang normal.

Defisit transaksi berjalan (CAD) menjadi salah satu fokus kebijakan KSSK dimana suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini masih berada di level 6 persen.