tirto.id - Kamis petang, 20 September 2012, tepat hari ini 8 tahun lalu, Kijang Innova putih yang ditumpangi Joko Widodo merapat ke Jalan Borobudur 22, Menteng, Jakarta Pusat. Lantunan lagu grup musik lawas Queen, "We Are the Champions", menyambut Jokowi.
Ratusan pendukung dan relawan “kotak-kotak” beramai-ramai menyanyikan lagu itu sembari mengacungkan tangan ke udara.
Wajah Jokowi nampak su mringah saat melangkah memasuki markas. Tangannya melambai-lambai, namun bibirnya mengatup seperti menahan haru.
Jokowi memenangi putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta berdasarkan hitung cepat pada 20 September 2012, tepat hari ini delapan tahun lalu. Berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ia bakal memimpin Ibu Kota pada periode 2012-2017.
Litbang Kompas merilis pasangan Jokowi-Basuki unggul dengan suara 52,97 persen di atas Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) yang hanya memperoleh 47,03 persen dari suara sah.
Perhitungan cepat atau quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga memenangkan Jokowi Basuki dengan perolehan suara 53,81 persen. Sementara Foke-Nara mendapat 46,19 persen suara.
Jokowi yang saat itu menduduki kursi Wali Kota Solo, menganggap kemenangan pada putaran kedua Pilkada DKI 2012 bukan hal penting. Keunggulan suara tersebut hanya awal dari tugas “memenangkan warga”.
“Menang menjadi tidak penting, rakyat Jakarta yang harus dimenangkan," kata Jokowi di markas Jokowi-Basuki, Jalan Borobudur 22, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2012), seperti dikutip dari Kompas.com.
Pria yang diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) dan Gerindra itu berjanji tidak akan lelah bekerja untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Ia bakal menelusuri gang kumuh dan sempit, pasar tradisional, sampai perumahan elite.
Dalam pidatonya, Jokowi meminta agar tidak ada perpecahan di antara warga DKI. “Hanya ada satu, yaitu warga yang akan maju bersatu dan saling mendukung untuk Jakarta lebih baik. Kemenangan ini adalah kemenangan warga Jakarta," ujarnya.
Sejumlah tokoh silih berganti datang ke markas dan menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi-Basuki, termasuk Prabowo Subianto—yang kemudian menjadi lawan politik Jokowi pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
Tak hanya di Jakarta, kemenangan Jokowi-Basuki pada putaran kedua Pilkada DKI 2012 juga dirayakan oleh warga Solo, Jawa Tengah. Mengenakan baju kotak-kotak, beberapa pendukung Jokowi mencukur habis kumisnya.
Mereka bersama puluhan pendukung Jokowi lainnya menyaksikan siaran langsung hitung cepat Pilgub DKI Jakarta melalui layar lebar di halaman sebuah rumah di kawasan Gondang, Manahan, Surakarta. Aksi cukur kumis itu dilakukan di rumah milik Miyono, kakak kandung dari ayah Jokowi. Dia merupakan pengusaha kayu ternama di Solo.
Aksi cukur kumis juga dilakukan sejumlah kader PDIP Situbondo, Jawa Timur. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan Jokowi-Basuki sekaligus melaksanakan nazar, meski KPU masih belum mengumumkan hasil resmi Pilkada DKI Jakarta. Aksi tersebut dilakukan di ruang kerja wakil ketua DPRD Situbondo yang merupakan kader PDIP, Narwiyoto.
Fauzi Bowo alias Foke, Gubernur DKI Jakarta sekaligus kandidat lawan, langsung menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi-Basuki. Foke mengakui keunggulan Jokowi pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2012 sesuai hasil hitung cepat semua lembaga.
“Hasil quick count memakai metode ilmiah yang patut kami hargai. Dari berbagai hasil yang sudah diumumkan, pasangan kami adalah yang tertinggal,” kata Foke di Posko Pemenangan Foke-Nara di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2012), seperti dikutip dari Koran Tempo edisi 21 September 2012.
Foke menyatakan siap membantu Jokowi untuk membangun Jakarta. “Saya sudah berulang kali menyatakan jabatan ada masanya. Saya kira kami tetap berkomitmen untuk Jakarta,” tegasnya.
Jokowi Makin Populer
Kemenangan tersebut adalah titik balik karier politik Jokowi. Ia memiliki citra positif di mata publik sehingga bisa memenangi Pilgub DKI Jakarta 2012. Jokowi saat itu dianggap sebagai pemimpin pembawa perubahan.
Jokowi menang meski survei LSI sebelum putaran kedua Pilkada DKI 2012 menyebut pasangan Foke-Nara memiliki tingkat pengenalan lebih tinggi ketimbang pasangan Jokowi-Basuki. Meski begitu, tingkat kesukaan publik DKI terhadap Jokowi-Basuki malah lebih tinggi ketimbang Foke-Nara.
“Berdasarkan survei kami, Foke lebih populer sebanyak 95,8% sedangkan Jokowi 88,7%," kata Arman, peneliti LSI saat itu, Rabu (19/9/2012), seperti dikutip dari kabar24.bisnis.com.
Usai pencoblosan putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2012, Jokowi menjadi berita utama (headline) berbagai media massa.
Foto Jokowi-Basuki bersama pendukungnya berada di halaman depan Koran Tempo edisi 21 September 2012. Berita utamanya berjudul “Jokowi Permalukan Golkar, PKS, Demokrat”.
Foto wajah Jokowi juga menjadi cover majalah Tempo edisi 24 September 2012 “#JOKOWINNER DKI-1 2012-2017”. Tiga laporan utama Tempo saat itu berjudul, “Joko Widodo: Saya Tidak Akan Bermain Proyek”, “Ojo Lali, Janji Iku Utang”, dan “Mas Gubernur Pengganti Kokong”.
Koran Bisnis Indonesia pun menjadikan Jokowi sebagai berita utama pada edisi 21 September 2012 dengan judul “Tidak Ada yang Ditinggalkan-Fauzi Bowo Sampaikan Selamat kepada Joko Widodo”. Potret Jokowi nangkring di sampul Bisnis Indonesia.
Tak hanya media nasional, media massa yang berbasis di daerah juga menjadikan Jokowi sebagai berita utamanya. Salah satunya harian umum Solopos dengan tajuk utama berjudul “Indonesia Sambut Jokowi”.
Tak perlu menunggu lima tahun sampai masa jabatan Gubernur DKI Jakarta habis, popularitas Jokowi terus melejit. Gaya blusukannya menuai perhatian publik nasional, tak hanya dari warga Jakarta saja.
Berbagai lembaga survei pun menyebut Jokowi sebagai kandidat calon presiden paling kuat. Dan benar saja, Jokowi maju dan memenangi Pilpres 2014.
Editor: Windu Jusuf