tirto.id - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan terdapat satu masjid besar yang roboh dan menimpa jemaah yang sedang beribadah saat terjadi gempa di Lombok, NTB, Minggu (5/8/2018) malam. Saat ini korban yang tertimpa reruntuhan sudah bisa dievakuasi dengan alat berat
"Alat berat sudah datang untuk melakukan evakuasi korban jamaah sholat Isya yang tertimpa masjid roboh di Masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara," kata Sutopo melalui pesan instan, Senin (6/8/2018).
"Ini ada salah satu masjid yang lantai duanya roboh menimpa jemaah yang sedang salat isya. Estimasi sekitar dua sampai tiga shaf," tambahnya.
Ia mengatakan pada Senin pagi, pemerintah belum berhasil mengevakuasi korban dari reruntuhan masjid dikarenakan belum adanya alat yang masuk. Tanpa alat berat, dikatakan Sutopo, proses evakuasi korban masih belum bisa dilakukan.
"Agak sulit evakuasi karena belum ada alat berat yang masuk. Masjid tersebut tepatnya di Desa Lading-Lading, Tanjung, Lombok Utara," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa daerah Lombok Utara masih menjadi daerah terparah kerusakannya akibat dari gempa yang berlangsung tadi malam.
"Dan saat ini kami sedang berusaha agar alat berat bisa segera tiba di Lombok Utara," tutupnya.
Tadi malam, Minggu (5/8/2018), gempa bumi berkekuatan tujuh Skala Richter (SR) mengguncang Lombok, NTB. BNPB menyebut pusat gempa terjadi di garis lintang 8,37 LS dan 116,48 BT.
Hingga saat ini pihak BNPB masih mengeluarkan data korban sebanyak 91 orang meninggal dunia dan 209 luka-luka. Ratusan rumah juga rata dengan tanah usai gempa terjadi.
Ini adalah kali kedua NTB diguncang gempa sejak satu bulan terakhir. Kali terakhir gempa menguncang Lombok-Sumbawa dan Bali pada Minggu 29 Juli dengan kekuatan 6,4 SR. Kesamaan keduanya: gempa disebabkan aktivitas Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri