Menuju konten utama

Puing Pesawat EgyptAir Ditemukan di Laut Tengah

Penyelidik Mesir telah berhasil menemukan reruntuhan pesawat EgyptAir yang menghilang sejak 19 Mei lalu. Reruntuhan tersebut ditemukan di dasar Laut Mediterania. Saat ini, para penyelidik dari berbagai negara tengah memetakan letak reruntuhan tersebut.

Puing Pesawat EgyptAir Ditemukan di Laut Tengah
Temuan puing pesawat Egyptair yang jatuh di Laut Mediterania terlihat dalam foto yang diambil dari video pada Sabtu (21/5). antara foto/egyptian military/handout via reuters tv.

tirto.id - Puing-puing pesawat EgyptAir yang menghilang di atas kawasan Laut Tengah Mei lalu telah ditemukan. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh pihak penyidik dari Mesir.

Sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa “beberapa lokasi-lokasi penemuan reruntuhan” telah berhasil diidentifikasikan. Sebuah kapal penyelam dasar-laut telah dikirimkan untuk mendapatkan gambar dari reruntuhan yang berada di dasar laut itu, imbuh pernyataan tersebut.

Penerbangan EgyptAir bernomor MS804 yang hilang pada 19 Mei tersebut mengangkut 66 orang penumpang dan kru. EgyptAir MS804 sedang menempuh penerbangan dalam rute Paris menuju Kairo.

Pesawat Airbus A320 tersebut menghilang dari pantauan radar Yunani maupun Mesir tanpa sekalipun mengirimkan sinyal bahaya.

Komite penyelidikan Mesir menyatakan, para penyelidik yang saat ini tengah berada di kapal pencari “John Lethbridge—yang disewa khusus oleh pemerintah Mesir-- kini tengah berusaha memetakan letak-letak reruntuhan EgyptAir di dasar laut.

Pada awal bulan ini, tim penyelidik menyatakan bahwa mereka telah mendeteksi sinyal dari kotak hitam pesawat tersebut. Mereka memperingatkan, sinyal tersebut diperkirakan akan segera hilang pada 24 Juni mendatang.

Sementara itu, penyebab jatuhnya pesawat hingga kini masih belum dapat dipastikan. Spekulasi tentang peranan kelompok teroris tertentu dalam jatuhnya pesawat masih dipikirkan meskipun tidak ada satu kelompok teroris pun yang mengklaim berperan dalam kecelakaan ini.

Sebagian analis berpendapat bahwa faktor kesalahan teknis atau "human error" bisa saja terjadi. Data penerbangan mengungkapkan, detektor asap pesawat sempat mati di dalam toilet dan perangkat listrik pesawat beberapa menit sebelum pesawat menghilang. Data tersebut merekam adanya asap di toilet dan bagian bawah kokpit.

Menurut penyelidik Yunani, pesawat sempat berputar 90 derajat ke kiri lalu 360 derajat ke kanan. Pesawat kemudian jatuh dari ketinggian 11.300 meter ke 4.600 meter lalu ke 3.000 meter sebelum akhirnya benar-benar hilang dari pantauan radar.

Beberapa puing pesawat ditemukan pada 290 kilometer sebelah utara kota Alexandria, Mesir. Area pencarian pesawat tercatat sebagai salah satu perairan paling dalam di Laut Tengah dengan kedalaman hingga 3000 meter di beberapa bagiannya.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: BBC
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra