Menuju konten utama

Proyek MRT Bundaran HI-Ancol Timur Akan Dibangun pada 2019

Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara PT MRT Jakarta dan PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Medan Merdeka Selatan, Jakarta.

Proyek MRT Bundaran HI-Ancol Timur Akan Dibangun pada 2019
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Stasiun mass rapid transit (MRT) Haji Nawi, Jakarta, Rabu (1/2). Pembangunan konstruksi mass rapid transit (MRT) Jakarta dipercepat agar dapat beroperasi sesuai dengan target, yakni pada bulan Maret 2019. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - PT MRT Jakarta melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (NKB) dengan PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. pada Jumat (3/3/2017) terkait pengerjaan fase kedua dengan rute Bundaran HI – Ancol Timur yang rencananya akan dikerjakan pada 2019 mendatang.

Penandatanganan NKB itu disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Penandatanganan dari pihak PT MRT Jakarta diwakili oleh Presiden Direktur MRT Jakarta, William Sabandar, dan sementara dari pihak PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. diwakili oleh Direktur Utama, C. Paul Tehusijarana.

“Kerjasama kedua BUMD DKI Jakarta ini merupakan wujud dari sinergi akan jadi kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan fasilitas masyarakat, termasuk akses masyarakat menuju kawasan Ancol, supaya lebih mudah dan terjangkau,” kata Presiden Direktur MRT Jakarta, William Sabandar melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Jumat (3/3).

William mengatakan bahwa PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. akan memberikan alokasi lahan kepada MRT Jakarta untuk pengembangan stasiun dan depo di kawasan tersebut untuk pengerjaan fase kedua, dengan rute Bundaran HI ke Ancol Timur.

Perluasan wilayah ini, kata dia, akan mendukung perubahan gaya hidup menggunakan transportasi publik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Jakarta dan wilayah penyangga.

Dalam keterangan itu disampaikan bahwa Provinsi DKI Jakarta berupaya mewujudkan sarana transportasi cepat massal atau Mass Rapid Transit (MRT) yang akan menjadi salah satu solusi mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta.

Pasca tinjauan Presiden Joko Widodo ke Stasiun MRT Jakarta di Setiabudi pada 23 Februari 2017 lalu, secara garis besar pengerjaan MRT Jakarta sampai saat ini telah mencapai 65 persen. Sementara untuk pengerjaan MRT Jakarta struktur bawah tanah telah selesai 80 persen dan struktur layang sendiri telah selesai hingga 50 persen. Upaya percepatan penyelesaian proyek dilakukan agar MRT Jakarta dapat beroperasi pada tanggal 1 Maret 2019.

Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus - Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta: 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Total tempuh 30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali.

Fase kedua Bundaran HI - Ancol Timur sepanjang 13,5 kilometer rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2019 dan dapat beroperasi pada tahun 2021.

Fase ketiga Cikarang - Balaraja sepanjang 87 kilometer akan mulai dibangun pada tahun 2020. Diharapkan pembangunan di fase ini akan selesai pada tahun 2024 - 2027. MRT mulai dibangun pada tahun 2013 dan membentang sepanjang kurang lebih 110 kilometer dari Utara - Selatan dan Barat - Timur.

Terkait dengan perubahan rencana panjang jalur MRT fase kedua yang sebelumnya dari Bundaran HI hanya sampai di Kampung Bandan, namun kemudian berubah hingga Ancol Timur ini tentunya diiringi oleh pembengkakan biaya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati menjelaskan, tambahan perpanjangan treck fase II, sekitar 3,8 Triliun.

Tuty menerangkan mulanya perpanjangan tersebut menghabiskan Dana 2,3 Triliun. Panjang treck awal sekitar 8,5 kilometer dan bertambah sekitar 6,1 kilometer.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menambahkan apabila treck MRT bisa mencapai Ancol, maka nantinya Ancol akan berkembang menjadi pusat perekonomian.

"Ancol juga akan berkembang menjadi hunian mahal. Bedanya di Lebak bulus kita bisa bikin apartemen murah. Kalau di Ancol untuk komersil. Semua depo nantinya akan dibikin apartemen di atasnya," ungkap dia.

MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan solusi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.

Baca juga artikel terkait PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MRT JAKARTA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto