tirto.id - Real Madrid meraih hasil positif dalam pertandingan Liga Spanyol Sabtu (6/4/2019) kemarin. Menjamu Eibar di Stadion Santiago Bernabéu, Los Blancos menang 2-1. Kendati sukses, ada catatan buruk yang patut digarisbawahi oleh para petinggi klub, yakni semakin menurunnya atensi suporter untuk hadir ke stadion.
Tercatat hanya 50.284 orang yang mengisi bangku penonton, alias cuma sekitar setengah dari kapasitas total stadion.
Angka tersebut jadi salah satu yang terendah musim ini. Dua pertandingan kandang yang jumlah penontonnya lebih rendah adalah ketika melawan Huesca pekan sebelumnya (49.293 orang) dan duel Copa Del Rey melawan Leganes (44.231 orang).
Jika dilihat dalam lanskap lebih luas, penurunan minat suporter memang nyata terjadi. Dengan kata lain, ini bukan kasus spesifik.
Marca menyebut penonton pertandingan kandang Madrid di Liga Spanyol terus anjlok. Dalam tiga musim terakhir, angka penonton turun sebanyak 10 ribu.
Performa Los Blancos yang tak bisa dibilang baik sepanjang musim ini mungkin jadi alasan atas fenomena ini. Tapi alasan lain yang mungkin lebih masuk akal terkait kebijakan transfer klub yang lebih sering membeli pemain biasa-biasa saja dalam hal popularitas. Faktanya, Selama tiga musim terakhir, Real Madrid memang sedang jarang-jarangnya belanja pemain bintang.
Musim ini misalnya. Satu-satunya nama besar yang dihadirkan ke Bernabéu cuma kiper Thibaut Courtois. Dua musim sebelumnya malah lebih parah. Hampir tidak ada—meminjam istilah Marca—pemain franchise yang direkrut El Real.
Di saat yang bersamaan, mereka terus kehilangan pemain-pemain bintangnya. Yang terakhir tentu saja kepergian Cristiano Ronaldo awal musim ini ke Juventus. Dia adalah orang yang mampu memecahkan rekor penjualan jersey di Madrid dalam beberapa musim terakhir dan mungkin jadi alasan banyak orang datang ke Bernabéu.
Los Galacticos Jilid 3
Menurunnya minat Madridista hadir ke stadion mulai bikin presiden Real Madrid, Florentino Pérez, gerah. Lalu muncullah kabar kalau Pérez, seperti dikutip dari L’Equipe, telah menyiapkan duit 500 juta euro untuk belanja pemain bintang pada bursa transfer musim panas nanti.
Belanja jor-joran ini ditempuh guna menciptakan proyek Los Galacticos Jilid 3.
Media asal Spanyol, Marca, juga mengamini bocoran informasi dari L’Equipe tersebut. Mereka bahkan menyebut nama-nama yang hendak direkrut.
“Klaim terbaru menyebutkan 500 juta euro itu tersedia dan akan digunakan untuk mengejar sejumlah pemain bintang. Prioritas Real Madrid adalah Kylian Mbappé, Paul Pogba, dan Eden Hazard,” tulis Marca.
Sejauh ini Hazard dan Pogba sama-sama tak keberatan hengkang ke ibukota Spanyol. Hazard terang-terangan bertekad menyusul rekan senegaranya, Thibaut Courtois, yang lebih dulu merapat. Sedangkan Pogba mengatakan Real Madrid adalah salah satu klub impiannya sejak kecil.
Sementara untuk kasus Mbappé, kendati PSG menolak, bisa jadi pada akhirnya klub asal Paris itu luluh lantaran sedang terancam kena hukuman Financial Fair Play (FFP). Uang hasil penjualan jelas bisa membebaskan mereka dari ancaman sanksi itu.
Selain tiga nama tersebut, Real Madrid juga siap mengambil langkah antisipatif dengan merekrut sosok lain. Dana 500 juta euro yang tersedia dari kantong Pérez disinyalir hanya "angka minimal" yang bisa dibelanjakan El Real.
Andai terwujud, belanja 500 juta euro itu bakal memecahkan rekor klub. Sejauh ini, rekor belanja terbesar Madrid dalam satu bursa transfer terjadi pada proyek Los Galacticos jilid 2, awal musim 2009-2010 lalu.
Saat itu total dana yang mereka belanjakan menyentuh 250 juta euro. Uang sebanyak itu digunakan untuk mendatangkan bintang-bintang macam Cristiano Ronaldo, Ricardo Kaká, Karim Benzema, Xabi Alonso, Álvaro Negredo, Esteban Granero, Raúl Albiol, Álvaro Arbeloa, dan Ezequiel Garay.
Pertanyaan kemudian muncul: bisakah proyek Los GalacticosJilid 3 mengembalikan kepercayaan suporter untuk kembali hadir ke stadion?
Untung-untung Rugi
Jika mengacu data di masa lalu, proyek Los Galacticos memang terbukti jadi obat mujarab untuk menumbuhkan minat suporter. Ini pula yang terjadi pada musim 2009-2010, saat mereka menciptakan rekor belanja 250 juta euro.
10 tahun lalu, proyek itu dicetuskan atas dasar menurunnya kehadiran suporter. Jumlah kehadiran suporter Madrid di Liga Spanyol musim 2008-2009 mengalami penurunan sampai 91.366.
Hadirnya Ronaldo, Kaká dan nama-nama beken lain yang tadi disebut terbukti mampu mengatrol jumlah penonton. Berdasarkan data World Football, khusus pada ajang Liga Spanyol, pada musim perdana Ronaldo-Kaká suporter yang hadir di Bernabéu menyentuh angka 1.422.200 orang.
Angka ini melonjak drastis ketimbang musim sebelumnya yang cuma 1.358.934 penonton.
Bak pepatah sambil menyelam minum air, proyek Los Galacticos Jilid 2 kala itu juga menghadirkan keuntungan finansial lain. Berdasarkan statistik Sports Joe, pada tahun terakhir Ronaldo di Real Madrid, pendapatan mereka selama semusim menyentuh 674,6 juta euro.
Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang tahun terakhir sebelum Los Galacticos Jilid 2 terbentuk. Saat itu pendapatan El Real cuma 401 juta euro.
Namun bukan berarti proyek Los Galacticos Jilid 3 tidak menghadirkan risiko. Kembali, jika mengacu Los Galacticos jilid sebelumnya, banyaknya pemain keluar masuk ke tim membuat stabilitas permainan tak terjaga. Hasilnya, pada musim 2009-2010, Real Madrid sama sekali tak memenangkan trofi.
Pada tahun kedua Los Blancos memang merengkuh satu trofi, tapi itu pun cuma gelar Copa Del Rey. Ronaldo dan kawan-kawan baru bisa benar-benar memenangkan Liga Spanyol pada tahun ketiga sejak terbentuknya Los Galacticos Jilid 2.
Kesimpulannya, jika yang dikejar adalah angka kehadiran suporter ke stadion dan pendapatan finansial, proyek Los Galacticos baru bisa jadi solusi bagi El Real. Namun kalau yang diincar adalah prestasi, langkah itu bukan solusi bijak.
Editor: Rio Apinino