tirto.id - Kanker payudara merupakan momok bagi perempuan, bahkan bisa menyebabkan meninggal dunia. Kanker payudara terjadi ketika sel terbentuk di jaringan payudara dan pertumbuhannya tidak normal serta tidak terkendali.
Sel tersebut, seperti dilansir laman Kementerian Kesehatan, umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Kanker payudara yang diawali dengan sel-sel tumor masuk ke dalam aliran darah dan mengikat di dinding pembuluh darah.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sel kanker mengendalikan reseptor protein yang disebut EphA2 yang akan mendorongnya keluar dari pembuluh darah di dalam tubuh.
Ketika protein reseptor tersebut dihidupkan, sel-sel yang terinfeksi akan terperangkap di dalamnya, kemudian menahan pergerakannya sehingga tidak bisa menyebar ke sel sehat lainnya.
Penemuan ini tentu memelopori pengembangan obat untuk kanker payudara wanita di seluruh dunia. EphA2 adalah subfamili dari reseptor ephrin dari keluarga protein tiroin kinase. Eph dan reseptor terkait Eph banyak memediasi perkembangan dalam syaraf.
Gene Cards menyebut, reseptor tirosin kinase yang berfungsi dalam pembentukan pola dan selanjutnya berperan dalam perkembangan beberapa jaringan pada janin, seperti pengembangan otak belakang, proliferasi epitel, dan morfogenesis bercabang selama pengembangan kelenjar susu.
Reseptor Eph adalah keluarga terbesar reseptor tirosin kinase (RTK) dan dibagi menjadi dua subclass, EphA dan EphB. Awalnya diidentifikasi sebagai mediator panduan akson, reseptor Eph terlibat dalam banyak proses, terutama terkait perkembangan dan pertumbuhan kanker.
Penelitian mengenai protein ini masih terus dikembangkan untuk bisa diaplikasikan dalam mengatasi permasalahan kanker payudara. Perempuan perlu mewaspadai adanya tanda-tanda kanker payudara atau kejanggalan yang terjadi.
Diagnosa dini memperbesar kesempatan sembuh bagi penderita kanker payudara. Labiotech mewartakan diagnosa dini memberikan dua manfaat utama. Pertama, bagi yang berisiko tinggi kambuh dapat diidentifikasi dan pengobatannya dapat disesuaikan.
Kedua, upaya dapat dilakukan untuk mengembangkan pengobatan bersifat terapi protein tertentu untuk mengekang kanker agar tidak aktif selama mungkin.
Selain itu, gaya hidup harian berpengaruh pada kesehatan keseluruhan. Sebagaimana dilaporkan Healthline, rata-rata 20 hingga 30 persen kanker berhubungan dengan diet, kegiatan fisik, dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kedua hal tersebut.
Makanan yang dapat membantu mencegah perkembangan sel kanker payudara adalah
- Citrus, termasuk jeruk, jeruk bali, bergamot, lemon, dan jeruk nipis. Flavonoid (berjenis naringenin dan herperetin) membantu sel kanker lebih sensitif terhadap pengobatan dan menghambat sel kanker menyebar ke seluruh tubuh.
- Lada hitam dengan komposisi aktifnya yang membunuh kanker, yaitu piperine.
Sayuran dengan phytoestrogens, seperti sawi putih, seledri, parsley, paprika, selada, dan rutabaga.
- Asam lemak omega-3 yang terdapat dalam produk ikan laut, minyak alami, chia seeds, alpukat, alga, dan biji labu.
- Melatonin yang terdapat di telur, ikan, kacang-kacangan, jamur, dan kecambah.
- Kedelai, meskipun penelitian terdahulu menyebutkan bahwa kedelai tidak ada efeknya terhadap sel kanker payudara, penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa kedelai berefek baik terhadap sel kanker payudara.
- Anggur. Semua jenis anggur, baik anggur merah mauoun anggur hijau bermanfaat mencegah perkembangan sel kanker dengan kandungan oksigen yang disebut resveratrol.
Sedangkan, yang perlu dihindari atau dikurangi untuk menekan perkembangan sel kanker payudara adalah gula, alkohol, lemak jenuh dan lemak trans, dan daging merah.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Alexander Haryanto