Menuju konten utama

Prospek Obat anti-HIV dan Flu untuk Penanganan Virus Corona

Prosedur ini terbukti ampuh terhadap sejumlah pasien di Thailand, salah satunya pasien asal Wuhan berusia 70 tahun.

Prospek Obat anti-HIV dan Flu untuk Penanganan Virus Corona
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien saat kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (1/2/2020). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.

tirto.id - Tim dokter di Rumah Sakit Rajavithi, Bangkok, Thailand berhasil menemukan formulasi untuk penanganan pasien yang terdampak virus Corona. Mereka mengombinasikan obat HIV dengan obat flu dalam pengobatan tersebut.

Eksperimen pengobatan ini dicoba kepada beberapa pasien yang berada di bawah penanganan mereka. Salah satunya, kepada pasien perempuan Tiongkok asal Wuhan berusia 70 tahun yang sudah positif terinfeksi Corona selama 10 hari.

Mereka meracik obat anti-HIV lopinavir dan ritonavir kemudian dicampur dengan obat flu oseltamivir dalam dosis besar.

“Ini bukan pengobatan (untuk Corona), namun kondisi pasien membaik dengan cepat. Dari hasil positif selama 10 hari, setelah diberi pengobatan ini hasil tesnya berubah menjadi negatif hanya dalam waktu 48 jam,” jelas dr. Kriangska Atipornwanich, spesialis paru-paru di Rajavithi kepada wartawan, seperti dikutip Business Insider.

Kendati menunjukkan hasil yang baik, tapi menurut Atipornwanich, timnya tetap harus melakukan riset lebih lanjut agar prosedur ini bisa menjadi standar pengobatan.

Otoritas Kesehatan Tiongkok juga sudah menggunakan prosedur ini untuk melawan virus Corona.

Dokter lain mencoba prosedur penanganan ini kepada dua pasien berbeda. Salah satu pasien menunjukkan gejala alergi, tapi pasien lainnya justru menunjukkan perkembangan kesehatan.

“Kami sudah mengikuti standar praktik internasional. Namun, dokter meningkatkan dosis salah satu obat,” ujar Somsak Akkslim, Direktur Jenderal Departemen Pelayanan Medis merujuk pada obat flu Oseltamivir.

Saat ini, Thailand sudah mencatat 19 kasus positif virus Corona. Delapan di antaranya sudah dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang. Sementara sebelas sisanya masih dalam penanganan rumah sakit.

Somsak mengatakan Kementerian Kesehatan Tiongkok akan bertemu pada Senin pekan depan untuk membicarakan tindak lanjut terhadap kasus penanganan yang berhasil pada pasien 70 tahun tersebut.

“Namun tetap masih terlalu cepat untuk menerapkan prosedur itu kepada semua kasus (positif Corona),” kata dia.

Indonesia Menunggu WHO

Sementara itu, Indonesia sendiri masih bergeming dengan temuan tim dokter Thailand.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, lembaganya masih menunggu rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Tidak ada. Belum ada kajian ilmiah. Lagi pula kami lebih berfokus menjaga agar tidak ada kasus positif,” ujar Yuri kepada reporter Tirto, Selasa (4/2/2020).

Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RSCM dr. Robert Sinto, SpPD. juga mengatakan belum ada rilis resmi terkait obat HIV dapat menyembuhkan pasien virus corona.

"Beberapa laporan menyatakan bahwa salah satu obat anti virus HIV dapat dipakai untuk virus Corona ini, tapi sampai saat ini belum ada listing resmi bahwa memang obat tersebut akan diberikan dengan semua pasien corona virus,” katanya kepada wartawan di gedung Graha rumah sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan prosedur itu dapat diterapkan di kemudian hari untuk pasien Corona.

Tim dokter masih akan melihat perkembangannya, terlebih penyakit ini baru berusia sekitar satu bulan. Apalagi untuk penerapannya di Indonesia, mengingat belum ada satu pun kasus positif Corona yang terkonfirmasi hingga saat ini.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Restu Diantina Putri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Abdul Aziz