tirto.id - Saham Alphabet melonjak 3,1 persen didorong laba kuartal keduanya yang mencapai 4,9 miliar dolar AS, melampaui ekspektasi para analis, karena pertumbuhan kuat dalam iklan daring atau online.
Sementara saham Amazon naik 0,9 persen karena lonjakan sembilan kali lipat pada laba kuartal keduanya menjadi 857 juta dolar AS.
Namun angka pertumbuhan ekonomi AS mengecewakan, datang di 1,2 persen, menurut data resmi, jauh di bawah 2,6 persen yang diperkirakan para analis.
Dow juga tertekan oleh ExxonMobil, yang turun 1,4 persen setelah melaporkan penurunan tajam hampir 60 persen di laba kuartal keduanya menjadi 1,7 miliar dolar AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 24,11 poin (0,13 persen) menjadi berakhir di 18.432,24.
Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 3,54 poin (0,16 persen) menjadi ditutup pada 2.173,60, sementara indeks komposit Nasdaq maju 7,15 poin (0,14 persen) menjadi 5.162,13.
"Kami pada dasarnya di tertinggi sepanjang waktu, tetapi pasar sedang mengevaluasi apakah ada alasan untuk membuka lagi pijakan yang lebih tinggi," kata David Levy, manajer portofolio di epublic Wealth Advisors.
Faktor-faktor penting minggu berikutnya yang bisa menggoyang saham di kedua arah termasuk laporan pekerjaan AS untuk Juli dan putaran lain laporan laba perusahaan. Pasar juga mengawasi harga minyak, yang telah berada di bawah tekanan dan mendekati 40 dolar AS per barel.
Molson Coors Brewing melonjak 4,5 persen setelah pembuat bir SABMiller menerima tawaran pengambilalihan akhir dari rivalnya Anheuser-Busch InBev. Langkah ini menetapkan panggung untuk Molson Coors untuk mengakuisisi 58 persen kepemilikan SABMiller dalam usaha MillerCoors.
Perusahaan perjalanan online Expedia kehilangan 2,2 persen karena pendapatan kuartal keduanya 2,20 miliar dolar AS gagal memenuhi ekspektasi para analis untuk 2,25 miliar dolar AS, sebagian karena kegiatan wisata tertekan menyusul serangan mematikan di Nice, Prancis dan di tempat lain.
Baidu Tiongkok, yang tercatat di New York, turun 3,6 persen setelah laba kuartal keduanya anjlok 34 persen menjadi 2,4 miliar yuan (363,2 juta dolar AS) akibat skandal atas kebijakan-kebijakannya untuk menampilkan pengurangan pembayaran iklan ke dalam pertumbuhan pelanggan.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra