tirto.id - Menteri Pertahanan China, Li Shangfu, dilaporkan menghilang secara mendadak selama beberapa pekan terakhir. Sejumlah sumber menyebutkan ia dicopot Xi Jinping dan sedang menjalani investigasi. Benarkah demikian?
Li Shangfu sebenarnya dijadwalkan menghadiri acara pertemuan kerja sama pertahanan dengan Vietnam di wilayah perbatasan pada 7-9 September 2023. Akan tetapi, agenda tersebut ditunda hanya beberapa hari jelang pelaksanaan.
Seperti dilaporkan Reuters pada Kamis, 14 September 2023, dua pejabat Vietnam mengatakan Li Shangfu sedang mengalami masalah kesehatan.
Hilangnya menteri berusia 65 tahun itu memunculkan sejumlah spekulasi, termasuk kaitannya dengan investigasi yang sedang dilakukan pemerintahan Xi Jinping di tubuh militer.
Reaksi Pemerintah China Atas Hilangnya Li Shangfu
Lembaga Informasi China serta pihak Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri Tiongkok belum memberikan tanggapan terkait pembatalan acara di Vietnam tersebut.
Selain itu, Kedutaan Besar Vietnam di Beijing yang dihubungi Reuters pun belum memberikan pernyataan.
Hilangnya Li Shangfu mengingatkan pada pergantian Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, yang terjadi pada Juli 2023.
Qin Gang sempat lama absen dari pandangan publik dan disebut-sebut menjadi salah satu korban dalam perombakan pemimpin Pasukan Roket Tiongkok, sebuah unit dalam Tentara Pembebasan Rakyat China.
Qin Gang selama ini dikenal dekat dengan Presiden Xi Jinping dan mempunyai karier yang cemerlang di Partai Komunis. Namun, ia justru hanya bertahan selama 7 bulan saja sebagai Menlu China.
Li Shangfu Dicopot dari Menhan China & Sedang Diinvestigasi?
Mengutip laman Financial Times, pemerintah AS menduga Li Shangfu sudah dicopot dari jabatannya selaku Menteri Pertahanan China.
Selain itu, Li juga diduga sedang menjalani investigasi terkait gejolak baru di antara elit militer China dan turut menjadi korban kebijakan luar negeri Beijing.
Pencopotan Li Shangfu berjarak dua bulan setelah Presiden China, Xi Jinping, mengganti dua jenderal tertinggi Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat yang bertugas mengawasi persenjataan rudal jarak jauh dan senjata nuklir.
Duta besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel pun turut bersuara terkait hilangnya Li Shangfu.
Lewat postingan di akun X (dulu Twitter), Rahm menuliskan,"(pemerintah Cina) sekarang menyerupai novel Agatha Christie And Then There Were None."
"Pertama, Menteri Luar Negeri Qin Gang menghilang, kemudian komandan Pasukan Roket menghilang, dan sekarang Menteri Pertahanan Li Shangfu tidak terlihat di depan umum selama dua minggu," tulisnya disertai tagar #MisteriDiBangunanBeijing.
Profil Li Shangfu dan Rekam Jejaknya di Dunia Militer China
Li Shangfu dilahir pada Februari 1958. Ia merupakan putra komandan tinggi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA/People’s Liberation Army) dan sempat terlibat pertempuran dalam Perang Korea.
Sebagaimana diwartakan Al-Jazeera, Li adalah lulusan NUDT (National University of Defense Technology) tahun 1982 dan meraih gelar master di bidang teknik. Ia pernah ditugaskan di Pusat Peluncuran Satelit Xichang milik pihak militer selama lebih dari 30 tahun.
Li Shangfu lantas menjabat sebagai wakil komandan Pasukan Pendukung Strategis pada tahun 2016. Unit ini mempunyai tugas mempercepat pengembangan kemampuan perang ruang angkasa dan siber. Setahun berselang, Li menjabat Kepala Pusat Pengadaan Militer.
Sebagai salah satu loyalis Xi Jinping, Li kemudian menduduki posisi Menteri Pertahanan pada Maret 2023. Pada acara Dialog Shangri-La di Singapura, Juni lalu, Li Shangfu juga hadir dengan pengawasan yang cukup ketat.
Selama ini, posisi Menhan menempatkan dirinya sebagai salah satu dari lima anggota Dewan Negara China dan mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada menteri biasa.
Pada 15 Agustus 2023, Li masih terlihat menghadiri acara konferensi keamanan di dekat Moskow, Rusia. Pemerintah Belarusia sempat merilis foto yang memperlihatkan Li Shangfu dengan Presiden Alexander Lukashenko di Minsk.
Li juga menyampaikan pidato utama di Forum Perdamaian dan Keamanan Afrika di Beijing, 29 Agustus 2023.