tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan memilih Zulkifli Zaini menjadi Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero). Keputusan itu disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN pada Senin, 23 Desember 2019.
Selain mengangkat Zulkifli menjadi Dirut PLN yang baru, RUPS tersebut juga menunjuk Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama perusahaan setrum milik negara.
Sesuai dengan data resmi yang dirilis oleh PLN, susunan baru Dewan Komisaris PLN yang baru terdiri atas nama-nama berikut:
1. Amien Sunaryadi (Komisaris Utama/Komisaris Independen)
2. Suahasil Nazara (Wakil Komisaris Utama)
3. Ilya Avianti (Komisaris)
4. Rida Mulyana (Komisaris)
5. Deden Juhara (Komisaris Independen)
6. Budiman (Komisaris)
Sedangkan susunan Direksi PLN yang baru adalah:
1. Zulkifli Zaini (Direktur Utama)
2. Darmawan Prasodjo (Wakil Direktur Utama)
3. Sinthya Roesly (Direktur Keuangan)
4. Sripeni Inten Cahyani (Direktur Pengadaan Strategis 1)
5. Djoko Raharjo Abumanan (Direktur Pengadaan Strategis 2)
6. Muhamad Ali (Direktur Human Capital Management 7)
7. Syofvi Felienty Roekman (Direktur Perencanaan Korporat)
8. Haryanto W.S. (Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali)
9. Syamsul Huda (Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Kalimantan)
10. Ahmad Rofiq (Direktur Bisnis Maluku, Papua dan Nusa Tenggara)
11. Wiluyo Kusdwiharto (Direktur Bisnis Regional Sumatera).
Penunjukan Zulkifli Zaini sebagai Dirut PLN dan Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama perseroan, mendapat tanggapan positif dari kalangan pengusaha.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, menilai Zukifli Zaini dan Amien Sunaryadi layak memimpin PLN. Dia berharap keduanya bisa membenahi kinerja maupun manajemen BUMN penyedia listrik tersebut.
“Pengalaman keduanya tentu akan meningkatkan profesionalisme dan transparansi manajemen PLN dan akan memberikan dampak yang positif meningkatnya kualitas pelayanan dan performa PLN ke waktu mendatang,” kata Rosan, dalam keterangan resminya, Senin kemarin.
Profil Dirut PLN Zulkifli Zaini dan Jejak Kariernya sebagai Bankir
Setelah resmi menjadi Dirut PLN, Zulkifli sempat menjelaskan sejumlah tugas utama yang harus ia selesaikan. Di antara tugas itu adalah meningkatkan rasio elektrifikasi dan menyehatkan keuangan PLN.
"Pertama kami harus mampu mengatasi pemadaman listrik atau security off supply. Kedua sudah barang tentu tarif kita harus terjangkau dan berkeadilan. Ketiga tidak ada perusahaan yang mampu untuk melaksanakan mandatnya kecuali keuangannya baik," kata Zulkifli di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Selain itu, tugas Zulkifli lainnya ialah membuat biaya operasional PLN lebih efisien. "Artinya didukung organisasi yang efisien, organisasi yang solid, sumber daya PLN kita harapkan kompeten, saling bekerja sama atau sinergi dan memiliki orientasi untuk melayani," kata dia.
Zulkifli selama ini dikenal sebagai bankir dengan pengalaman puluhan tahun. Namun, ia sebenarnya punya latar belakang sebagai sarjana teknik. Pria kelahiran 1956 tersebut meraih gelar Sarjana S1 Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1980.
Dia baru menekuni studi ekonomi dan keuangan saat melanjutkan kuliah ke Washington University. Pada 1994, Zulkifli meraih gelar MBA dari program studi Finance and International Business di kampus AS tersebut.
Karier Zulkifli pun tidak bermula dari perbankan. Dia memulai karier profesionalnya sebagai Civil and Structural Engineer di Wiratman & Associate pada 1980. Pekerjaan di perbankan baru ia jalani mulai 1988, sebagai Account Officer di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
"Setelah lulus [kuliah S1 di ITB], saya bekerja pada beberapa perusahaan engineering consultant selama 8 tahun. Setelah itu, tepatnya pada 1988, saya memulai karier yang begitu indah dan menantang sebagai bankir," tulis Zulkifli di buku Execution Matters (2016).
Di Bapindo, karier Zulkifli menanjak mulai 1994, saat dia ditugaskan memegang posisi sebagai Head of Project Finance Bapindo Cabang Surabaya. Dua tahun kemudian, Zulkifli menjadi Wakil Kepala Cabang Bapindo Cabang Bandung. Pada 1998, posisinya naik menjadi Kepala Cabang Bapindo Jambi.
Setelah Bank Exim, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya dan Bapindo resmi merger ke Bank Mandiri pada 1999, Zulkifli pun melanjutkan karier di BUMN itu sebagai Senior Manager dan Team Leader Credit Risk Management.
Di Bank Mandiri ini lah, karier Zulkifli sebagai bankir terus moncer. Selama 1999 sampai Januari 2003, posisinya menanjak menjadi Vice President and Division Head, Government Relationship Management Bank Mandiri.
Selepas itu, pada 2003-2006, ia menjabat sebagai Senior Vice President and Group Head Retail Risk Management, dan Managing Director Distribution Network yang bertanggungjawab atas Cabang, Operations, Procurement, dan Assets Management di Bank Mandiri.
Kemudian, selama empat tahun hingga Mei 2010, Zulkifli bertugas sebagai Managing Director Commercial Banking Bank Mandiri. Dengan memegang posisi ini, ia bertanggungjawab atas Commercial Banking Business Segment dan Wholesale Product Management bank pelat merah itu.
Setelah menempati posisi Managing Director Technology and Operation, Zulkifli ditunjuk pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Dirut Bank Mandiri sejak Juli 2010 hingga 2013.
Selama menjadi CEO Bank Mandiri, Zulkifli diklaim sukses menaikkan laba bersih perseroan hingga dua kali lipat, yakni dari Rp7,2 triliun pada 2010 menjadi Rp15,5 triliun di akhir 2012.
Zulkifli lalu menjadi komisaris sejumlah BUMN, termasuk PLN. Jadi, ia sebenarnya bukan orang baru di BUMN setrum itu. Dia tercatat ditunjuk Kementerian BUMN era Dahlan Iskan menjadi komisaris PLN, mulai Juli 2013 hingga 2015. Dia pernah sebentar menduduki posisi Ketua Komite Audit PLN, pada Oktober 2014-Januari 2015.
Menteri BUMN selanjutnya, Rini Soemarno kemudian mengalihkan tugas Zulkifli menjadi Komisaris Independen BNI melalui RUPS pada Maret 2015. Di BNI, Zulkifli aktif menjadi Komisaris Independen selama setahun saja, yakni sampai Maret 2016. Dewan Komisaris BNI pun pernah menunjuk ia sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko.
Selain di dua BUMN itu, setelah 2013, Zulkifli tercatat pernah pula menjabat Komisaris Independen di PT Triputra Agro Persada dan Bank Permata (sejak November 2017).
Pada awal 2017, Zulkifli sebenarnya masuk dalam nominasi calon Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, ia terlempar dari daftar 14 nama calon Dewan Komisioner OJK pilihan Presiden Jokowi yang diajukan ke DPR.
Saat itu, Zulkifli sempat berhasil masuk dalam daftar nama calon Ketua OJK bersama Sigit Purnomo dan Wimboh Santoso, berdasarkan hasil seleksi Tahap IV.
Selain malang melintang di dunia perbankan dan BUMN, Zulkifli juga pernah terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) selama dua periode, yakni 2011-2015 dan 2015-2019.
Alasan Erick Thohir Pilih Zulkifli Zaini
Nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika sebelumnya disebut-sebut menjadi kandidat kuat Dirut PLN yang baru. Namun, keputusan RUPS PLN memutuskan pemilihan nama lain, yakni Zulkifli Zaini.
Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim penunjukan Zulkifli dan Amien Sunaryadi mempertimbangkan rekam jejak dan pengalaman dua sosok tersebut.
"Pak Zulkifli memiliki rekam jejak yang sangat baik, siap berkeringat dan berakhlak, demikian juga Pak Amien," ujar Erick dalam keterangan resminya pada Senin (23/12/2019).
Sedangkan menurut Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik, Arya Sinulingga, penunjukan Zulkifli diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja PLN.
"Dia jago di keuangan, PLN kan, fokus di distribusi. Jadi cash-flow harus kuat. Menurunkan biaya [tarif] listrik. Jadi mau tidak mau ahli keuangan yang berpengaruh," ujar Arya.
Editor: Agung DH