tirto.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moscow akan memamerkan produk enceng gondok dalam Festival Indonesia 2019 pada Agustus mendatang.
Menurut Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarusia, M Wahid Supriyadi, produk enceng gondok itu merupakan karya salah seorang mahasiswa asal Semarang. Di tangannya, eceng gondok yang bernilai harga murah bisa menjadi komoditas sampai luar negeri.
"Eceng gondok kan tadinya dijual murah sekali ya seikat Rp5 ribu, akhirnya diolah menjadi sepatu dan sudah ekspor. Saya akan berikan mereka booth gratis ya, dari Jawa Tengah akan mengupayakan tiketnya dan sebagainya," tutur Wahid di kantor Kemendikbud, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2019).
Selain itu produk yang dihasilkan oleh kelompok difabel di Bali dan produk dari kelompok Tunas Mulia, Bantargerbang, Bekasi juga akan diperkenalkan kepada masyarakat Rusia.
"Waktu kita di Bali ada permintaan untuk difabel mereka punya produk bagus-bagus, kita kasih booth. Lalu ada satu lagi booth, untuk di Bantar Gebang itu ada sekolah anak pemulung, jadi itu dibina dari masyarakat untuk membeli alat pelet untuk lele," ujarnya.
Begitu pula ragam kerajinan tangan yang menggunakan sisa plastik kemasan dan limbah sisa akan dipamerkan untuk kemudian diperdagangkan, antara lain; lukisan dari kulit telur, tas dari kemasan kopi instan, dan sebagian lainnya.
Total pada tahun ini KBRI Moscow membuka 70 booth. Yang saat ini masih dalam tahap kurasi, karena menurut Wahid yang mendaftar sudah seratus lebih.
KBRI Moscow juga menyiapkan pembina untuk para pelaku UMKM agar semakin mudah memahami karakteristik pasar Rusia.
"Kalau nggak ada pembinanya kan mereka, marketingnya susah. Itu yang saya kira berbeda dari yang [Festival Indonesia 2018] sebelumnya," paparnya.
Saat ini menurut Wahid persiapannya sudah cukup bagus, besok ia akan mengadakan rapat dengan Kementerian Luar Negeri untuk membahas pelaksanaan Festival Indonesia 2019 yang diselenggarakan pada 1 sampai 4 Agustus 2019 di Moskow, Rusia.
"Persiapan sudah cukup bagus, sponsor sudah datang, yang mau tampil di sana silakan datang sendiri dan bayar sendiri. KBR tidak punya anggaran banyak. Ini lebih kepada keroyokan ramai-ramai dari berbagai instansi, kelompok masyarakat, dan para pengusaha," tandasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH