Menuju konten utama

Presiden Trump Putuskan AS Keluar dari Perjanjian Paris

Presiden Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan memutuskan Amerika Serikat akan keluar dari Perjanjian Paris.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump tiba untuk konser La Scala Philhamonic Orchestra di Greek Theatre of Taormina dalam KTT G7 di Sisilia, Italia, Jumat (26/5). ANTARA FOTO/Reuters/Mandel Ngan.

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia telah memutuskan untuk menarik negaranya keluar dari Perjanjian Paris, yang merupakan kesepakatan global bersejarah dalam memerangi perubahan iklim, Kamis (1/6/2017).

AS akan berhenti menghormati bagian-bagian kesepakatan yang tak mengikat "mulai hari ini," kata Trump pada acara jumpa pers di Taman Mawar Gedung Putih.

Keputusan Trump untuk menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris itu merupakan pemenuhan janji yang dilontarkannya saat kampanye. Namun, keputusan itu diperkirakan akan menuai reaksi pertentangan yang luas, baik di dalam maupun luar negeri.

Sebelum keputusan tersebut diumumkan pada Kamis, Trump --yang pernah mengatakan bahwa perubahan iklim itu adalah suatu "kabar bohong", telah mengambil serangkaian tindakan yang ditujukan untuk membalikkan kebijakan-kebijakan soal perubahan iklim yang digariskan pendahulunya, mantan presiden Barack Obama.

Keputusan AS keluar dari kesepakatan tersebut dan bergabung dengan Suriah dan Nikaragua sebagai satu-satunya negara yang tidak berpihak pada kesepakatan Paris.

Sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar kedua di dunia, keputusan AS ini berpotensi akan menghentikan upaya internasional untuk mengatasi pemanasan global yang berbahaya.

"Untuk memenuhi kewajiban serius saya ke Amerika Serikat dan warganya, AS akan menarik diri dari kesepakatan iklim Paris, namun memulai negosiasi untuk memasukkan kembali persyaratan Paris atau transaksi yang benar-benar baru, dengan syarat yang adil untuk Amerika Serikat, " kata Trump, seperti dilansir dari The Guardian.

"Kita akan mulai bernegosiasi, dan kita akan melihat apakah kita bisa membuat kesepakatan yang adil," kata Trump. "Jika bisa, itu bagus. Jika tidak, tidak apa-apa,” tegasnya.

Namun Italia, Prancis dan Jerman mengeluarkan sebuah pernyataan bersama segera setelah pidato Trump mengatakan bahwa mereka percaya bahwa perjanjian tersebut tidak dapat dinegosiasikan kembali.

Trump mengatakan kepada kerumunan di luar Gedung Putih: "Kenyataan bahwa kesepakatan Paris melumpuhkan Amerika Serikat sementara memberdayakan beberapa negara berpenduduk paling atas di dunia harus mengeluarkan keraguan mengapa pelobi asing ingin agar negara kita yang indah diikat dan terikat ... Itu tidak akan terjadi saat aku menjadi presiden, maafkan saya. "

Dia menambahkan: "Saya terpilih mewakili warga Pittsburgh, bukan Paris."

Pendahulu Trump, Barack Obama, mengeluarkan sebuah pernyataan langka yang mengatakan bahwa pemerintahan baru telah bergabung dengan "segelintir negara yang menolak masa depan".Tapi dia mengatakan bahwa negara bagian AS, kota dan bisnis "akan melangkah maju dan melakukan lebih banyak lagi untuk memimpin jalan, dan membantu melindungi generasi penerus satu planet yang kita miliki".

Perjanjian Paris soal perubahan iklim disetujui oleh hampir semua negara di dunia pada 2015 setelah melalui perundingan panjang.

Perjanjian dibuat untuk menangani perubahan iklim dengan mengurangi pembuangan gas rumah kaca serta menetapkan suatu target global untuk menjaga kenaikan temperatur rata-rata tidak lebih dari 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, demikian dilaporkan Xinhua.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri