Menuju konten utama

Presiden: Situasi Politik Dunia Sulit Diprediksi

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa masyarakat Muslim dunia harus menggunakan kekuatan fundamental guna menghadapi situasi politik yang semakin sulit diprediksi.

Presiden: Situasi Politik Dunia Sulit Diprediksi
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Antara foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini situasi politik dunia sangat sulit diprediksi, untuk itu ia meminta kepada masyarakan Muslim dunia harus menggunakan kekuatan fundamental guna menghadapi persoalan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan pengantar dalam Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum) ke-12 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

"Serangan teror besar dan kecil terjadi di dunia. Dapat dikatakan situasi politik di berbagai belahan dunia tidak dapat diprediksi sejak awal abad ini," kata Presiden Jokowi, Selasa (2/8/2016).

Presiden menegaskan, dalam menghadapi situasi global seperti sekarang ini, komunitas muslim harus menggunakan kekuatan fundamentalnya.

Menurut dia, masyarakat muslim memiliki demografi yang paling baik dibanding kelompok lainnya di dunia dengan jumlah anak muda yang proporsinya paling besar.

"Umur rata rata pemuda muslim dunia 23 tahun dan umur tengah kelompok muslim rata rata 30 tahun," ujarnya.

Selain itu, kata dia, keuangan syariah juga sekarang menjadi industri bernilai jutaan dolar.

"Dalam dunia fashion, kuliner, dan arsitektur, komunitas Islam juga berkembang sangat cepat dan telah menggunakan potensinya untuk menciptakan ekonomi dunia yang baru," tuturnya.

Meskipun demikian, kata dia, masyarakat muslim di Indonesia juga menghadapi masalah besar.

Masyarakat muslim di Indonesia juga mengalami pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan kaum muda.

"Kita didorong untuk memutuskan apakah dapat berinterakasi dan berkompetsi dengan yang lain. Kita tidak terlalu powerful di media, di sosial media, di teknologi, oleh karena itu kita belum memenangkan pertarungan persepsi," tegasnya.

Apabila ke depan, kata dia, tidak dilakukan upaya pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat muslim maka bisa jadi akan tertinggal di belakang.

WIEF digelar di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016 dan pembukaan forum itu dihadiri lima pemimpin dunia yakni Presiden Republik Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Republik Guinea Alpha Conde, PM Sri Lanka Ranil Shriyan Wickemenshinghe, Wakil PM dan Menteri Perdagangan Kerajaan Yordania Dr Jawad Al Anani, dan Presiden Pembangunan Bank Islam (IDB) Dr Ahmad Mohamed Ali.

Baca juga artikel terkait SERANGAN BOM

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto