tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta kepada para pengusaha agar tidak terus-terusan mengambil sikap wait and see. Jokowi menilai sikap tersebut cenderung diambil karena terpengaruh oleh Pilkada yang bakal dilakukan serentak di 171 daerah pada 2018.
“Saya hanya ingin kita semua biasakan yang urusan politik, biar politik. Yang ekonomi, mari kita kerja di sisi ekonomi. Jangan dicampuradukkan,” kata Jokowi saat membuka acara “Kompas 100 CEO Forum” di Raffles Hotel, Jakarta pada Rabu (29/11/2017) pagi.
Jokowi sempat menyinggung adanya pengusaha yang juga berkiprah sebagai politisi. Menurut Mantan Walikota Solo itu, perlu ada sekat yang membatasi antara kepentingan politik dengan iklim perekonomian di Indonesia.
“Jangan sampai Kadin (Kamar Dagang dan Industri) nyambi politikus, misalnya. Ini jadi campur aduk, pengusaha apa politikus?” ucap Jokowi.
Dengan imbauan seperti itu, Jokowi berharap agar pengusaha tidak terganggu dengan kontestasi Pilkada maupun Pilpres di 2019. “Kita setiap tahun ada Pilkada. Kalau begitu, kapan kita mau kerjanya? Padahal angka-angka dan data sudah jelas,” ujar Jokowi lagi.
Selain itu, Jokowi juga sempat mengingatkan kembali tentang pengakuan global yang diperoleh Indonesia belakangan ini.
Sejumlah pengakuan itu di antaranya predikat layak investasi oleh lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s (S&P), Moody’s Investor Service, dan Fitch Ratings, peringkat kemudahan berbisnis Indonesia yang naik dari posisi 91 di tahun ini menjadi posisi 72 di 2018, serta Indonesia yang masuk dalam empat negara tujuan investasi versi UNCTAD.
Adapun lewat berbagai pencapaian itu, Jokowi mengklaim momentum perekonomian Indonesia saat ini sudah baik.
“Lalu apa langkah kita selanjutnya? Hitungannya kompleks, namun pada dasarnya ruang bisnis paling besar ada di daerah dan sektornya di pariwisata dan gaya hidup. Karena itu, infrastruktur pun banyak yang sudah jadi, berkaitan dengan teknologi, dan globalisasi,” jelas Jokowi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto