tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan persaingan menjadi alasan tarif ojek online (ojol) tak dapat dinaikkan sesuai permintaan pengemudi. Menurutnya, tarif yang terlampau tinggi dapat membuat konsumen lari.
Hal itu merupakan tanggapan Jokowi saat salah satu pengemudi ojol mengeluhkan perjalanan sejauh 5 km yang hanya dipatok tarif Rp 8.000. Ia meminta agar tarif itu dapat disesuaikan kembali sehingga tidak memberatkan pengemudi.
"Kalau dipaksakan jadi Rp 10.000 gitu nanti perusahaan kalah bersaing. Jadi tidak efektif. Apa gunanya? Masalah seperti ini kita harus hati-hati," ucap Jokowi di Gedung Jiexpo Kemayoran Hall A2 pada Sabtu (12/1).
Pada kesempatan itu, Jokowi menghadiri Silahturahmi Nasional (Silatnas) dengan keluarga besar ojek online bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya.
Jokowi menilai penentuan tarif tentu sudah melalui perhitungan yang cermat oleh perusahaan. Perusahaan, menurut Jokowi, tentu mempertimbangkan persaingan yang ada sehingga dapat menjaga kelangsungannya.
"Nanti perusahaannya bisa tutup. Mereka punya kalkulasi dan perhitungan. Dunia setiap detik selalu ada persaingan seperti itu," ucap Jokowi.
Meskipun demikian, Jokowi menyebutkan pengemudi tetap dapat mendiskusikan hal itu dengan perusahaan. Jokowi meminta agar hal itu dilakukan dengan cara baik-baik untuk mencari titik temu antara kedua belah pihak.
"Silahkan berbicara baik-baik dengan perusahaan. Ketemu dengan direksi dong. Omong baik-baik ini mestinya tidak Rp 8.000 tapi misalnya Rp 9.000 atau Rp 10.000," ucap Jokowi.
Editor: Maya Saputri