tirto.id - Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menyanggah pernyataan Lippo Group Mochtar Riady soal Lippo pelepasan saham hingga 70 persen di aplikasi dompet digital tersebut.
"Tadi, istilah lepas saham itu kan kurang tepat. Sekali lagi saya ulang ya supaya tidak salah kutip. Sekarang pemegang saham OVO bukan hanya Lippo. Karena itu kan komposisi pemegang sahamnya sangat beragam dan Lippo adalah salah satu pemegang saham dari OVO," jelasnya di The Jakarta Theater, Jakarta Pusat Kamis (28/11/2019).
Ia menjelaskan, saham milik Lippo Group terdelusi di OVO setelah melakukan fund raising secara terus menerus. Artinya, penurunan persentase kepemilikan saham terjadi karena bertambahnya jumlah saham total, sedangkan Lippo tidak ikut membeli penerbitan saham baru tersebut.
Dalam pengembangan start up, efek dilusi bisa terjadi bila investor tidak menebus penerbitan saham baru dari aksi rights issue, atau private placement. Karaniya mengatakan, keputusan Lippo Group untuk tak ikut menambah kepemilikan modalnya di OVO adalah pilihan yang normal dari setiap investor.
Saat ini, OVO sudah menjadi entitas yang independen karena pemegang saham OVO sudah sangat beragam, tidak hanya Lippo Group.
Karaniya juga mengatakan OVO sudah dijalankan dengan manajemen yang profesional dan keputusan bisnis yang diambil OVO tak diambil oleh pemilik modal tertentu. Sehingga, dampak delusi saham Lippo Group menurut Karaniya tak akan terlalu berpengaruh bagi OVO.
"OVO dijalankan oleh bisnis profesional, saya kira itu tak tergantung dari pemilik modal tertentu. Jadi kami manajemen merumuskan bisnis plan lalu diajukan ke share holders kami, termasuk Lippo Group," jelasnya.
Sementara itu mengenai dilusi saham Lippo Group ini, Karaniya belum bisa menjelaskan lebih lanjut apakah Lippo Group masih menjadi mayoritas pemegang saham di OVO.
Ada pula isu mengenai PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTEK) akan mengambil alih OVO, namun Karaniya tidak bisa menjelaskan hal tersebut lebih jauh. Meski demikian, ia tak menutup kemungkinan jika pembicaraan masih terus dilakukan
"Itu kan masih rumor, kalau kita baca sumber-sumbernya anonim tuh, belum ada sumber yang kredibel," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana