tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi akan terjadi 2 kali puncak arus mudik Lebaran 2018. Puncak arus mudik pertama diperkirakan terjadi 8-9 Juni 2018. Sementara puncak arus mudik yang kedua diprediksi berlangsung pada 12-13 Juni 2018.
Sedangkan puncak arus balik, Kemenhub memprediksinya akan terjadi pada 19-20 Juni 2018. Semula, puncak arus balik Lebaran 2018 diprediksi terjadi di tanggal 24-25 Juni 2018, namun perkiraan itu kemudian dikoreksi setelah Kemenhub melakukan evaluasi.
Pada masa angkutan Lebaran 2018, jumlah pemudik diperkirakan mencapai19,5 juta orang atau naik 5,17 persen dari tahun lalu yang hanya 18,6 juta, demikian siaran resmi Kemenhub.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga meminta bawahannya berfokus mewaspadai sejumlah titik rawan kepadatan baik di sektor transportasi darat, laut dan udara.
Budi mencontohkan, di sektor perhubungan darat, dia meminta ada 2 titik jalur mudik yang mendapat perhatian khusus. Keduanya ialah jalur menuju Pelabuhan Merak dan Tol Cikampek-Cipali.
“Saya memberikan perhatian khusus karena di titik-titik tersebut terdapat jumlah kendaraan yang besar sekali dan hal tersebut dilakukan individu sehingga kita harus memantau prasarana yang ada,” kata Budi di Posko Terpadu Angkutan Lebaran Tahun 2018, Jakarta, pada Kamis (7/6/2018).
Sementara di sektor transportasi laut, menurut Budi, salah satu titik rawan yang perlu mendapat perhatian adalah Pelabuhan Kalianget, Madura, Jawa Timur. Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya, banyak terdapat penumpang yang liar di pelabuhan itu selama arus mudik Lebaran.
Titik-titik penting lainnya yang perlu mendapat perhatian lebih di sektor perhubungan laut, Budi menambahkan, adalah pelabuhan di Banjarmasin, Balikpapan, Tarakan, dan Makassar.
“Saya minta kepada Syahbandar agar ketap melakukan pengawasan jumlah penumpang dan tiap penumpang harus menggunakan life jacket,” ujar Budi.
Dia mengaku telah meminta kapal-kapal milik Kemenhub aktif melakukan pengawalan apabila ada penumpang berlebih di kapal.
Sedangkan di sektor perhubungan udara, Budi meminta ada koordinasi intensif karena ada lonjakan penumpang sebanyak 9 persen selama musim angkutan Lebaran 2018. Dia mencatat, pada arus mudik dan balik Lebaran 2018, ada tambahan 3.500 slot penerbangan dari Jakarta ke beberapa daerah.
“Untuk seluruh Indonesia, ada 7 ribu slot dan itu merupakan jumlah yang besar. Sehingga untuk memperlancar movement [pergerakan orang], kita menyiapkan waktu operasi bandara hingga pukul 24.00,” ujar Budi.
Sementara untuk moda kereta api, Budi menyatakan terdapat potensi tanah longsor di beberapa titik rel kereta api. Karena itu, dia sudah meminta PT KAI untuk melakukan langkah-langkah antisipatif.
Pantauan Kepadatan Arus Mudik pada 7 Juni 2018
Berdasar pantauan CCTV di Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2018, pada Kamis siang, terlihat kepadatan kendaraan menjelang simpang susun Cikunir. Kepadatan tersebut disebabkan masih ada kendaraan barang yang beroperasi.
Hal ini dijelaskan Ketua Posko Harian Angkutan Lebaran Terpadu 2018 Cucu Mulyana sebagaimana dikutip laman Kemenhub.
Direktur Angkutan dan Multimoda, Kemenhub tersebut menjelaskan kecepatan kendaraan di ruas jalan menuju simpang susun Cikunir berkisar 32 km/jam. Namun, ketika kendaraan masuk ke ruas Tol Cipali, kecepatan kendaraan bisa mencapai 80 km/jam.
“Nanti ketika angkutan barang tidak beroperasi, itu bisa semakin mengurangi kepadatan,” kata Cucu.
Posko Terpadu Angkutan Lebaran Tahun 2018 berlangsung selama 18 hari yang dimulai pada 7 Juni 2018 (H-8) sampai dengan 24 Juni 2018 (H+8).
Posko ini melibatkan jajaran Kemenhub, KNKT, PT Angkasa Pura I dan II, Perum LPPNPI, PT Pelindo, PT ASDP Indonesia Ferry, Perum Damri, BMKG, Basarnas, Korlantas Polri, Kementerian ESDM, Kementerian Kesehatan, Dishub DKI Jakarta, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) dan Sentra Komunikasi Mitra Polri.
Editor: Addi M Idhom