tirto.id - Ketika berbicara di hadapan Aliansi Advokat Indonesia Bersatu (AAIB) di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2019) malam, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung soal "hormat-menghormati." Menurutnya sepanjang hidupnya ia terlalu sering dihormati.
"Saya dulu seorang panglima. Puluhan ribu prajurit hormat sama saya. Saya ini agak terlalu sering dihormati. Padahal yang jalan perang bukan jenderalnya. Yang perang itu kopral-kopral, sersan-sersan," katanya.
Karier militer Prabowo memang terbilang melesat, meski pada akhirnya terpeleset ketika mertuanya, Soeharto, tak lagi jadi presiden. Jabatan tertingginya dalam satuan adalah Panglima Kostrad pada Maret 1998--jabatan yang sama dengan mertuanya dulu di tahun 1965. Dia juga pernah jadi Danjen Kopassus.
Hal serupa masih ia rasakan setelah pensiun dan kini berstatus capres.
Pada kesempatan yang sama Prabowo juga bilang kalau dia maju sebagai calon presiden untuk kedua kalinya (pertama kali tahun 2014) bukan karena ingin kekuasaan atau mendapat penghormatan. Karena sekali lagi, penghormatan telah ia rasakan sejak muda dulu.
Ia juga mengaku maju bukan untuk kekuasaan atau kekayaan pribadi. Prabowo merasa itu semua sudah cukup.
AAIB sendiri mendukung Prabowo maju sebagai capres. Acara itu dihadiri oleh sekitar 1.000 advokat dari seluruh Indonesia, salah tiganya adalah Otto Hasibuan, Haposan Batubara, dan Fauzi Hasibuan.
Juga hadir tokoh lain seperti Hashim Djojohadikusumo, Rizal Ramli, dan Adyaksa Dault.
"Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih, kehormatan 3.000 advokat dari seluruh tanah air menyatakan sikap mendukung Prabowo-Sandi. Terima kasih atas dukungan saudara-saudara sekalian," kata Prabowo.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino