Menuju konten utama

Prabowo-Sandiaga Akan Anggarkan Pertahanan 1,5 Persen dari PDB

Prabowo-Sandiaga berkomitmen untuk menaikkan anggaran pertahanan Indonesia jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Prabowo-Sandiaga Akan Anggarkan Pertahanan 1,5 Persen dari PDB
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kedua kiri duduk) menonton debat keempat capres dengan memperingati Earth Hour di Rumah Siap Kerja untuk Anak Muda di Jakarta, Sabtu (30/3/2019). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

tirto.id - Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berkomitmen untuk fokus dan menaikkan anggaran pertahanan Indonesia jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Hal tersebut diungkapkan Sandiaga usai nobar debat di Rumah Siap Kerja, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2019) malam.

"Kami sudah memutuskan 1,5 persen untuk anggaran pertahanan, dari PDB kita untuk pertahanan dan keamanan. 1,5 persen itu saya rasa jauh lebih realistis untuk wilayah seluas Indonesia yang sama dengan wilayah Eropa, dari Sabang ke Merauke, dari Miangas ke Pulau Rote. Jadi kita perlu anggaran besar 1,5 persen dari PDB," kata Sandiaga.

Sandiaga mengatakan akan merealisasikan hal tersebut karena Indonesia memiliki kemampuan meningkatkan sumber pendanaan.

"Pak Prabowo menginginkan kita memiliki kedaulatan juga tentang bagaimana anggaran Rp100 lebih triliun di bidang pertahanan keamanan kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita, kita justru masih sangat tertinggal nah ini yang sebetulnya menjadi PR kita semua," katanya.

Sandiaga menilai semua hal bisa terwujud asal memiliki konsep swasembada energi, pangan, dan kemampuan untuk menutup kebocoran atau potensi kebocoran yang terus terjadi.

"Dan kebetulan saya mendapat tugas tersebut karena latar belakang saya keuangan dan investasi, saya bisa memberikan masukan kepada Pak Prabowo. Dan itu yang nanti akan dijadikan platform pemerintahan kita yang kuat dengab kepemimpinan yang tegas. Pemerintahan bersih yang berpihak pada rakyat," katanya.

Pada Debat Keempat Pilpres 2019, tema yang diangkat yaitu ideologi, pertahanan dan keamanan, pemerintahan, dan hubungan internasional.

Saat debat, Prabowo menyebut capres nomor urut 01, Jokowi mendapatkan briefing yang kurang tepat terkait anggaran pertahanan keamanan Indonesia. Menurut Prabowo, anggaran tersebut masih terlalu kecil.

"Masalah pertahanan keamanan ini saya kira maaf Pak Jokowi, mungkin pak Jokowi dapat briefing-briefing yang kurang tepat. Jadi 107 triliun itu yah 5% dari APBN kita, 0,8% dari GDP kita, padahal Singapura itu anggaran pertahanannya 30% dari APBNnya, 3% dari GDP mereka," kata Prabowo dalam segmen ketiga debat capres pada Sabtu (30/3/2019).

Ucapan Prabowo tersebut merupakan tanggapan atas kalimat Jokowi, bahwa anggaran Kementerian Pertahanan dan Keamanan sudah ada sebanyak Rp107 triliun. Anggaran tersebut yang terbesar ke-2 setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Berdasarkan data APBN 2019, anggaran Kementerian Pertahanan dalam APBN berjumlah Rp 108,36 triliun. Nilai tersebut adalah yang terbesar kedua setelah anggaran KemenPUPR, yang mencapai Rp 110,73 triliun.

Sementara itu, Singapura menginvestasikan 30% dari total pengeluaran negara untuk mendukung upaya pertahanan, keamanan, dan diplomasi.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dipna Videlia Putsanra