tirto.id - Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto bertemu Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj, di Kantor PBNU, Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018).
Prabowo tiba di kantor PBNU sekitar pukul 19.00 WIB dengan didampingi Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani dan Waketum Gerindra, Sugiono. Sementara Said Aqil didampingi Sekjen PBNU, Helmi Faisal. Mereka kemudian melakukan pertemuan tertutup selama lebih kurang satu setengah jam.
Usai pertemuan tertutup, kepada wartawan Prabowo awalnya mengaku hanya bersilaturahmi sekaligus halal bi halal, lantaran saat Lebaran belum sempat bertemu Said Aqil.
"Saya merasa dekat dengan NU, dari dulu saya merasa dulu dekat dengan Gus Dur. Dan baru tadi bisa bicara-bicara, bahwa kadang pemikiran-pemikiran Gus Dur enggak dimengerti oleh bangsa Indonesia, saya afirmasi kembali lah, bahwa saya akan selalu konsultasi dengan NU atas setiap langkah yang kami ambil," kata Prabowo.
Namun, saat didesak lebih lanjut perihal poin-poin pembicaraan yang dilakukannya dengan Said Aqil, Prabowo akhirnya mengaku mengonsultasikan sosok cawapres pendamping yang menurutnya menjadi bagian penting untuk dikomunikasikan dengan PBNU.
"Memilih cawapres itu penting atau tidak? Tadi saya bilang apa? Penting. Ya sudah," kata Prabowo.
Kemudian saat didesak kembali kemungkinan nama sosok cawapres yang dikonsultasikan, Prabowo hanya berkelakar nama tersebut sudah ada di kantong Said Aqil.
"Mungkin di kantongnya [Said Aqil] ada," kata Prabowo sambil menunjuk ke arah kantong baju Said Aqil.
Prabowo telah mendapat mandat dari Gerindra untuk maju sebagai capres di Pilpres 2019 mendatang. Akan tetapi, sampai saat ini dirinya belum menentukan sosok pendampingnya.
Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono disebut bakal menjadi sosok pendamping Prabowo. Akan tetapi, PKS sebagai partai yang mengaku siap berkoalisi dengan Gerindra juga tetap ngotot ingin memasangkan kadernya dengan mantan Danjen Kopassus ini.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto