tirto.id - Potensi sektor maritim mencapai 1,33 trilliun per tahun atau tujuh kali APBN 2016 belum tergali secara maksimal. Saat ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menilai ekonomi maritim masih dominan diperoleh dari hasil perikanan tangkap yang baru menghasilkan tujuh juta ton per tahun karena armada perikanan tangkap di Tanah Air masih kurang.
"Potensi dari sektor maritim kita mencapai 1,33 triliun dolar AS per tahun, atau setara tujuh kali APBN 2016. Tapi semua itu belum digarap secara maksimal," kata Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Erzi Agson Gani dalam Kongres Teknologi Nasional 2016 yang digelar BPPT di Jakarta, Rabu, (27/7/2016)
Sedangkan potensi seperti minyak dan gas maritim, wisata maritim, industri maritim, hingga jasa transportasi masih sedikit tergali. Padahal masing-masingnya, menurut dia, mampu memberi sumbangan besar untuk ekonomi maritim.
BPPT, lanjut Erzi, akan merekomendasikan teknologi maritim yang digunakan untuk menumbuhkan industri maritim dalam sebuah peta jalan.
Peta jalan teknologi kemaritiman Indonesia 2015-2040 tersebut nantinya akan menjadi pegangan teknologi yang digunakan dalam Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Maritim seperti yang diminta untuk dikembangkan oleh Menteri Perindustrian.
BPPT, lanjutnya, akan berkontribusi menyiapkan teknologi untuk industri perkapalan (manufaktur dan perawatan), bangunan air atau pelabuhan, wisata maritim, jasa transportasi atau konektivitas, kelautan dan perikanan untuk mendukung pencapaian target kontribusi perekonomian berbasis maritim yang ditingkatkan dari 22,42 persen (2014) menjadi 40 persen di 2040.
Selain faktor teknis, ia mengatakan harmonisasi kebijakan serta deregulasi peraturan antara lain fiskal, pembiayaan, sertifikasi, sinergi antar pemegang kepentingan klaster industri, dan menumbuhkan budaya maritim sejak dini dapat dilakukan.
Mantan Menteri Koordinator Maritim Indroyono Susilo mengatakan potensi sumbangan wisata maritim terhadap target perolehan 20 juta wisatawan di 2019 cukup besar, mencapai empat juta orang. Jelas sumbangan untuk mencapai devisa 20 miliar dolar AS dari pariwisata cukup besar dari sektor ini.
"Jelas wisata itu prospek besar untuk mendapatkan devisa yang sangat tinggi bahkan dibandingkan sektor migas yang semakin terpuruk saat ini. Wisata dapat menyelamatkan ekonomi negara," ujar dia.
Namun, hambatan-hambatan dan infrastruktur pendukung menjadi kunci untuk menggali secara maksimal potensi wisata bahari tersebut.
Penyederhanaan perizinan mulai dari bea cukai, karantina, hingga menghapuskan pungli-pungli menjadi syarat, selain juga infrastruktur pelabuhan besar maupun kecil yang dapat menjadi tempat bersandar kapal pesiar.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh