tirto.id - Presiden Japan Olympic Committee (JOC), Yasuhiro Yamashita membuka kemungkinan jadwal Olimpiade 2020 Tokyo ditunda terkait pandemi virus corona COVID-19. Berbagai komite di seluruh dunia mulai mendesak penangguhan event multiolahraga empat tahunan ini.
"Dari sudut pandang atlet tentang keselamatan dan keamanan, kita harus sampai pada tahap ketika kita tidak bisa tidak, harus mempertimbangkan hal-hal termasuk penundaan," kata Yamashita dikutip Guardian pada Senin (23/3/2020).
Ucapan Presiden JOC ini muncul setelah ofisial Olimpiade Kanada pada Minggu (22/3) menolak mengirimkan atlet andai event multiolahraga ini tetap digelar pada musim panas 2020. Komite Olimpiade Kanada (COC) dan Komite Paralimpiade Kanada (CPC) menyatakan, keputusan mereka ini didukung oleh atlet, grup olahraga, dan pemerintah negara tersebut.
"Sementara [pada satu sisi] kami mengenali kompleksitas yang melekat jika terjadi penundaan [Olimpiade], tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan dan keselamatan atlet kami, juga komunitas dunia," keterangan resmi ofisial Olimpiade Kanada.
Berbagai negara juga menyatakan keberatan jika Olimpiade tetap diputar sesuai jadwal semula. Menteri Pemuda dan Olahraga Serbia, Vanja Udovicic menyebutkan, terlepas dari apa pun, nyawa manusia, dalam hal ini atlet yang berlaga, harus diutamakan.
"Jepang sudah menginvestasikan sekian sumber daya mereka untuk Olimpiade Tokyo dan bersikeras ajang itu tetap berlangsung sesuai jadwal, tetapi hal ini menyalahi akal sehat, dan kami tidak bisa mendukungnya karena nyawa manusia harus diutamakan," kata Udovicic dikutip Antara.
Dalam situasi didesak berbagai elemen, Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Minggu (22/3/2020) menyebutkan bakal memakai waktu selama empat pekan untuk mengambil keputusan terkait Olimpiade 2020. Namun, IOC menegaskan, tidak ada rencana untuk membatalkan Olimpiade Tokyo sepenuhnya.
"IOC dalam koordinasi penuh dengan JOC, Pemerintah Jepang, dan Pemerintah Metropolitan Tokyo, akan memulai diskusi terperinci untuk menyelesaikan penilaian terhadap perkembangan cepat kesehatan dunia dan dampaknya terhadap Olimpiade, termasukskenario penundaan.IOC yakin dapat menyelesaikan diskusi ini dalam empat minggu ke depan," pernyataan resmi IOC.
Pernyataan IOC ini menunjukkan adanya perubahan sudut pandang komite tersebut, mengingat pekan lalu, mereka masih berkeras akan menggelar Olimpiade sejak 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
Pernyataan tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kepada Parlemen Jepang. Abe menyebut, Jepang sebenarnya masih punya komitmen tinggi agar Olimpiade 2020 dijalankan sesuai jadwal. Namun, ia juga mengingatkan pandemi corona punya pengaruh besar.
“Jika [penyelenggaraan Olimpiade] itu menjadi sulit, mengingat mempertimbangkan [keselamatan dan kesehatan] atlet terlebih dahulu, mungkin menjadi tidak terhindarkan bahwa kami mengambil keputusan untuk menunda [Olimpiade 2020),” kata sang perdana menteri dikutip Antara.
Olimpiade tahun ini akan diisi oleh 339 event dalam 33 cabang olahraga, termasuk lima cabor baru: baseball/softball, karate, sport climbing, surfing, dan skateboarding.
Berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University hingga Senin (23/3/2020), tercatat 1.101 kasus positif COVID-19 di Jepang, dengan 41 orang meninggal dan 235 pasien dinyatakan sembuh.
Editor: Iswara N Raditya