Menuju konten utama

Potensi Ekonomi Baru Indonesia akan Dipromosikan di Pertemuan IMF

Sumber ekonomi baru yang menonjol dimiliki Indonesia di antaranya berupa pariwisata dan maritim, sert pengembangan ekonomi syariah.

Potensi Ekonomi Baru Indonesia akan Dipromosikan di Pertemuan IMF
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (28/11/2017). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Indonesia memiliki sumber ekonomi baru yang dapat dipromosikan dalam Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober mendatang.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan dalam acara tersebut pemeritah Indonesia dapat menjelaskan kepada dunia mengenai Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-15 dunia.

"Kita akan terus menjadi negara yang kuat, bisa tumbuh sustainable, dan inklusif," ujar Agus usai acara High Level Conference di Jakarta pada Selasa (27/2/2018).

Selain itu, ia menyebutkan sumber ekonomi baru yang menonjol dimiliki Indonesia. Di antaranya berupa pariwisata dan maritim, serta pengembangan ekonomi syariah (islamic economy).

"Kami lihat dari pengembangan islamic economy itu memungkinkan global halal chain akan meliputi Indonesia. Itu menjadi suatu sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia," ucapnya.

Menurut Managing Director IMF Christine Lagarde, saat ini digitalisasi akan menjadi model pertumbuhan ekonomi baru. Karenanya, ia menyebutkan revolusi digital juga perlu dipersiapkan.

"Dari kecerdasan buatan, robotika, hingga bioteknologi, sampai fintech. Sebuah studi McKinsey baru-baru ini menemukan fakta bahwa 60 persen pekerjaan saat ini akan segera diotomatisasi. Jadi, kita semua perlu memikirkan masa depan pekerjaan," sebutnya.

Di Indonesia, ia melihat pertumbuhan ekosistem digital yang dinamis dengan lebih dari 1.700 startup. Contoh perusahaan startup yang berkembang baik adalah Go-Jek karena mampu menciptakan aplikasi digital unutk berbagai fungsi pelayanan.

"Dengan memperbaiki infrastruktur digital dan dengan membuat sistem pendidikan sesuai untuk masa depan, saya percaya bahwa segera ekonomi digital dapat berlangsung di seluruh dunia," ungkapnya.

Namun, Lagarde menambahkan, perlu dipastikan bahwa ekonomi baru ini bukan hanya mendorong untuk produktivitas dan pertumbuhan. Ekonomi baru menurutnya, juga harus menjadi landasan bagi dunia kerja untuk memberikan manfaat bagi semua usia, baik kaya maupun miskin, serta di desa-desa terpencil.

"Tanggung jawab bersama kami adalah membantu menciptakan ekonomi yang lebih cerdas, ekonomi yang lebih adil, ekonomi dengan wajah manusia," terangnya.

Bersamaan dengan itu, ia mengungkapkan, akan terjadi gerakan untuk mengurangi ketidaksetaraan, meningkatkan kesetaraan gender, dan mengurangi dampak perubahan iklim.

"Dan kita menggunakan semua alat yang kita miliki, mulai dari analisis ekonomi, sumber keuangan, hingga dukungan kita untuk pengembangan kapasitas. Dengan 189 negara anggota kami, kami juga dapat menyediakan platform kerjasama yang unik," ucapnya.

Dijelaskan Lagarde, meningkatkan kesetaraan gender di pasar tenaga kerja dapat meningkatkan PDB sebesar 9 persen di Jepang, 10 persen di Korea, dan 27 persen di India. Karena itu, menurutnya, menutup kesenjangan gender sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.

"Prioritas kebijakan lainnya adalah memperbaiki lingkungan bisnis dengan memotong birokrasi dan meningkatkan perang melawan korupsi. Hal ini dapat mendorong lahirnya perusahaan baru, inovasi, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor dinamis," jelasnya.

Investasi infrastruktur berkualitas tinggi juga penting. Beberapa negara berkembang di ASEAN telah melakukannya, meliputi Indonesia dengan 250 proyek jaringan pipa. Sementara itu, Filipina berencana untuk menghabiskan 180 miliar dolas AS untuk rel, jalan, dan bandara.

"Asalkan investasi infrastruktur ini efisien dan hemat biaya, maka akan meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan lapangan kerja. Semua ini penting," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari