Menuju konten utama

Polri Kumpulkan Bukti Peran Tri Susanti di Pengepungan Asrama Papua

Polisi mengklaim sedang mengumpulkan bukti untuk mendalami peran Tri Susanti dalam aksi massa ormas yang mengepung asrama mahasiswa Papua di Surabaya. 

Polri Kumpulkan Bukti Peran Tri Susanti di Pengepungan Asrama Papua
Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj.

tirto.id - Kepolisian mengklaim berencana mengusut peran Tri Susanti dalam aksi massa yang mengepung asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Susanti menarik perhatian publik karena belakangan dia mengaku sebagai koordinator lapangan (korlap) aksi ormas yang menggeruduk asrama mahasiswa Papua di Surabaya, pada pekan lalu.

Menurut Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera, kepolisian masih mengumpulkan bukti terkait peran Susanti.

"Sementara ini kami kumpulkan bukti-bukti," kata Barung saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (22/8/2019).

Saat ditanya mengapa polisi tidak berinisiatif langsung memeriksa Tri Susanti, Barung kembali memberikan jawaban yang sama dengan kalimat singkat.

"Polisi kumpulkan dahulu videonya," ujar dia.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra membenarkan polisi saat ini sedang mendalami peran Tri Susanti.

"Ya, kami masih lakukan pendalaman terhadap informasi itu. Media sosial yang juga mengunggah [konten provokatif] juga kami dalami," kata Asep di Mabes Polri, Jakarta pada hari ini.

Asep menambahkan polisi juga menunggu reaksi Gerindra, partai yang pernah mencalonkan Tri Susanti sebagai caleg. Sebelumnya, Gerindra dikabarkan menginvestigasi peran Susanti di aksi pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Sebelumnya, pada 20 Agustus 2019 lalu, Tri Susanti menyatakan permintaan maaf karena ada bagian dari massa penggeruduk asrama mahasiswa Papua di Surabaya, melontarkan pernyataan yang memuat kebencian rasial.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," kata Tri di Polda Jawa Timur.

Susanti mengklaim massa ormas mendatangi asrama mahasiswa Papua di Surabaya, karena mendengar isu ada perusakan dan pembuangan bendera merah putih.

"Kami hanya ingin menegakkan bendera merah putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak memasang. Jadi, ini bukan agenda yang pertama kali," ujar dia.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom