tirto.id - Terduga teroris perakit bom yang meledak di Pongar, Bangil, Pasuruan pernah dipenjara sebelumnya. Ia merupakan napi teroris yang pernah mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.
Hal ini disampaikan Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Mohammad Iqbal. Iqbal menegaskan, Anwardi merupakan napi teroris yang telah lepas dari tahanan setelah menjalani hukuman sekitar lima tahun penjara. ANwardi terbukti pernah melakukan peledakan di pos polisi.
"Pelaku adalah mantan napiter. Pada tahun 2010 yang kita kenal dengan bom sepeda di pos polisi Kalimalang, lebih kurang 5 tahun di Lapas Cipinang [ditahan], diduga terduga pelaku sering berkomunikasi dengan komunitas napiter lainnya," tegas Iqbal di Jakarta pada Jumat (6/7/2018).
Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh polisi dari komputer, gawai, dan juga rumah pelaku, Iqbal menyatakan pelaku bergaul intim dengan rekan mantan napi teroris lain lewat pengajian. Pelaku juga masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Belum kita simpulkan [Anwardi pribadi tertutup]. Semenjak pelaku keluar dari lapas banyak menyendiri dan melakukan kegiatan pengajian dengan diduga pengikut jaringan JAD Pasuruan," tegasnya lagi.
Iqbal mengaku, usaha melakukan deradikalisasi terhadap napi teroris selama ini sudah sering dilakukan. Meski banyak napi yang menyarankan agar napi teroris lain untuk bertobat, tetap saja hal itu sulit terjadi.
"Sudah jadi SOP, polisi kerja sama dengan stakeholder bukan hanya dipantau, tapi diajak kepada deradikalisasi," katanya.
"Sudah banyak napiter bahkan ada yang menyampaikan imbauan kepada terduga teroris lain agar kembali ke jalan yang benar. Semua instansi membantu kami, terutama pemerintah kota dan kabupaten," ujar Iqbal.
Ledakan bom terjadi di Jalan Pepaya RT 01/01 Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang sekitar pukul 11.30 WIB yang menyebabkan satu anak terluka.
Dari informasi yang dihimpun ledakan bom yang terjadi di Bangil berasal dari rumah yang dikontrak Anwardi (sebelumnya dikenal Abdullah) warga Banten yang sudah menyewa selama satu setengah tahun.
Abdullah tinggal bersama istrinya Dina Rohana dan anak laki-lakinya. Usai bom meledak, Anwardi alias Abdullah melarikan diri yang sebelumnya juga sempat dikejar warga.
Anwardi kabur mengendarai motor sambil membawa ransel hitam. Ia kabur setelah terdengar tiga kali ledakan di kelurahan tersebut. Hingga saat ini masih dalam pengejaran polisi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra