tirto.id - Polisi menangkap seorang terduga teroris bernama Rio Priatna Wibawa pada Rabu (23/11/2016) sekitar pukul 09.00 WIB di Desa Girimulya RT 003 RW 005 Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.
Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri menyampaikan Rio disinyalir merupakan jaringan petempur ISIS asal Indonesia.
"Yang bersangkutan (diduga) jaringan Bahrun Naim," kata Boy.
Menurutnya, Rio yang kelahiran Majalengka, 27 Desember 1992 itu diketahui belum menikah, belum bekerja dan beralamat di Blok Situsari RT 003 RW 005 Desa/Kelurahan Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.
Kadivhumas mengatakan sejumlah barang bukti yang disita di rumah Rio adalah kristal warna coklat dalam wadah yang diakui Rio sebagai DNT, asam nitrat, asam sulfat, air raksa, pupuk urea dan gelas kimia.
Jejaring Bahrun Naim disinyalir masih tersebar di Indonesia sampai kini. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat memberikan keterangan terkait bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep menyebutkan bahwa pelaku bom Ivan Armadi Hasugian (18), berhubungan langsung dengan Bahrun Naim, tokoh ISIS di Asia Tenggara.
"Ivan punya kontak langsung ke Bahrun Naim," kata Tito, Senin (5/9).
Saat itu Tito menjelaskan peristiwa bom di Medan itu merupakan fenomena baru dalam gerakan terorisme karena merekrut pelaku bom dibawah umur 18 tahun, lalu diajari merakit bom dan melakukan operasi sendiri atau "lone wolf" namun tetap melakukan kontak langsung dengan Bahrun Naim.
"Ini pola lone wolf, Ivan merupakan self radicalisation tidak terkait jaringan apa pun namun punya kontak langsung dengan Bahrun Naim," ujarnya.
Kapolri mengatakan, Bahrun Naim merupakan tokoh ISIS di Asia Tenggara yang terkait peristiwa bom di Mapolres Sulu, dan rencana teror pada akhir tahun 2015 namun berhasil digagalkan.