Menuju konten utama

Polisi: Kelompok Terduga Teroris Bisa Beraksi Saat People Power

Dedi menilai aksi people power bisa menjadi pemantik bagi kelompok lain untuk melakukan hal serupa sehingga menimbulkan kegaduhan.

Polisi: Kelompok Terduga Teroris Bisa Beraksi Saat People Power
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. ANTARA News/ Anita Permata Dewi

tirto.id - Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kelompok teroris jaringan Lampung yang diketuai oleh SL (34) berencana menyerang kepolisian dan melakukan aksi people power di Ibu Kota.

“Tujuan pertama yaitu amaliyah dengan sasaran anggota polisi yang bertugas, rampas senjatanya lalu dilukai atau dibunuh. Yang kedua, yang bersangkutan akan memanfaatkan momentum pemilu ini khususnya di Jakarta,” ujar Dedi di Mabes Polri, Senin (6/5/2019).

Ketika di Ibu Kota ada unjuk rasa yang rasa mengarah pada tindakan chaos, kata dia, kelompok terduga teroris menjadikan itu momentum untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri atau melakukan aksi terorisme.

Sehingga, Dedi menilai aksi people power bisa menjadi pemantik bagi kelompok lain untuk melakukan hal serupa sehingga menimbulkan kegaduhan yang lebih masif dari perbuatan tersebut.

“Mereka menghendaki seperti itu, apabila ada kejadian semacam people power itu sebagai sarana bagi kelompok mereka guna melaksanakan aksi teror,” jelas Dedi.

Ia menambahkan, polisi maupun massa bisa jadi sasaran utama amaliyah terduga teroris. “Anggota polisi yang mengamankan lokasi dan masyarakat yang berkumpul, kalau mereka menyerang maka akan jatuh banyak korban,” ucap Dedi.

Menurut Dedi, aksi teror juga berpeluang dilakukan saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil akhir rekapitulasi suara pada 22 Mei mendatang.

Untuk itu, kata Dedi, Densus 88 Antiteror serta Satgas Anti-Terorisme dan Radikalisme terus memantau secara intensif pergerakan kelompok tersebut. “Kami juga mewaspadai sleeping cells yang akan melakukan aksi terorisme,” ungkap mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.

Pada pekan lalu, Densus 88 menangkap para terduga teroris yakni RH dan M di Bitung, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (2/5/2019).

Lalu, SL diringkus di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019), sekitar pukul 04.34 WIB. Dilanjutkan penangkapan AN (20), sekitar pukul 08.49 WIB di daerah Keramat Kedondong, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

AN berperan sebagai orang yang menyembunyikan keberadaan SL dan mengetahui ihwal bahan Triaseton Triperoksida (TATP) untuk pembuatan peledak.

Lantas polisi menangkap MC (28) di Jalan Waringin, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah. Ia berperan mengetahui keberadaan SL.

Minggu (5/5/2019), polisi mencokok MI di daerah Jaka Setia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Ia merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jakarta serta mengetahui pembuatan bahan peledak yang dilakukan oleh SL.

Selain itu, IF juga ditangkap polisi pada pukul 07.42 WIB di Jalan Ratna, Jati Bening, Kota Bekasi. Ia diduga membuat bom bersama SL dan turut menyembunyikan keberadaan SL.

Terakhir, polisi menangkap T sekitar pukul 08.18 WIB, di Cluster California, Jati Kramat, Kota Bekasi. Dia juga membuat bom dan mengetahui keberadaan SL. T tewas ditembak petugas lantaran mencoba melempar bom saat penangkapan.

Baca juga artikel terkait PEOPLE POWER atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto