tirto.id - Pihak kepolisian mengaku belum mengetahui informasi mengenai restoran ataupun pabrik tekstil yang diduga menjadi tempat pihak intelijen Korea Utara, Reconnaissance General Bureau (RGB) bertemu.
Dalam pesan singkatnya kepada Antaranews, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan polisi belum mendapat informasi mengenai keterkaitan dengan kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korut, Kim Jong un.
"Sejauh ini polisi belum mendapatkan informasi tentang hal itu," ujarnya, Selasa (21/2/2017).
Argo bahkan mengatakan belum mengetahui kebenaran informasi yang menyebut intelijen Korea Utara sudah operasi di Indonesia selama dua dekade. "Belum mengetahui tentang hal itu," tegas dia.
Isu ini mencuat setelah portal berita Malaysia, The Star menyebut intelijen Korea Utara (RGB) telah beroperasi di Indonesia selama dua dekade. Berdasarkan sumber anomim diketahui RGB beroperasi di pabrik tekstil di kota-kota besar Indonesia, termasuk Jakarta.
Dilaporkan juga ada sebuah ruangan di atas restoran Korea Utara di Tengah kota Jakarta dijadikan kantor RGB.
Untuk mengungkap masalah ini Argo mengatakan Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. Ia menjanjikan akan memeriksa lisensi restoran Korea Utara termasuk tujuan usaha dan kepemilikannya sebelum melakukan tindakan.
Sementara itu, portal berita Malaysia Crhronicle menyebut bahwa pada tahun 2014 Jong-Nam dilaporkan berada di Indonesia - ia terlihat di sebuah restoran Italia yang dijalankan oleh seorang pengusaha Jepang di Jakarta - dan dikatakan bolak-balik antara Singapura, Indonesia, Malaysia dan Perancis.
Jong Nam dibunuh pada Senin, 13 Februari 2017 sekitar pukul 08.20, di aula keberangkatan bandara Kuala Lumpur Malaysia. Dua orang perempuan bergerak ke arah Kim Jong-nam dan mendekat dari belakang, menarik kain yang dibasahi menggunakan bahan kimia dari tas tangan biru, menjangkau ke sekitar kepalanya dan menempelkan kain itu ke wajah korban.
Sapuan kain itu ternyata cukup untuk mengirimkan racun mematikan ke Kim Jong-nam. Demikian disampaikan sumber senior dari pemerintah Malaysia dan aparat kepolisian Malaysia Fadzil Ahmat.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH