Menuju konten utama

Polisi: 2 Orang Mencurigakan Bukan Pelaku Penyiram Novel

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dua orang yang tertangkap CCTV berada di sekitar rumah Novel sebelum kejadian penyiraman, dinyatakan tidak bersalah.

Polisi: 2 Orang Mencurigakan Bukan Pelaku Penyiram Novel
Anggota Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat di Yogyakarta membentangkan poster kecaman terkait peristiwa penyiraman air keras yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan di Kantor Pukat UGM, Selasa (11/4). Mereka menuntut pemerintah dan kepolisian membuktikan keberpihakannya terhadap semangat pemberantasan korupsi dengan mengusut secara tuntas kasus tersebut. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Penyidik Polda Metro Jaya memastikan dua orang yang terekam kamera tersembunyi atau tidak terkait penyiraman cairan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Tadi [Jumat (21/4/2017)] malam bisa diyakini kedua orang yang kami amankan itu bukan pelaku penyiraman," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Sabtu (22/4/2017).

Dua orang saksi yang fotonya tersebar berada di sekitar rumah Novel itu, menurut Argo, bernama Muklis (28) dan Hasan (28).

Berdasarkan pemeriksaan, Argo menuturkan Hasan berada di Malang, Jawa Timur dan Muklis di rumah saudaranya di kawasan Tambun Jakarta Timur saat peristiwa penyiraman air keras terhadap Novel terjadi.

Novel disiram air keras pada 11 April 2017 lalu, seusai menunaikan salat subuh di Masjid Al Ikhsan jalan Deposito RT03/10 Kelapa Gading Jakarta Utara. Novel disiram air keras oleh dua orang pria tidak dikenal yang mengendarai motor. Akibat teror ini, mata kiri Novel cidera parah dan terpaksa harus dirawat di Singapura.

Hasan berada di Malang mulai 6-13 April 2017. Ia membuktikannya dengan menunjukkan tiket menuju Malang, Jawa Timur.

"Lalu Muklis ada di Tambun rumah saudaranya, kami cek apa benar ada di rumah saudara semua kami periksa," tutur Argo.

Argo menerangkan Muklis dan Hasan tidak menutupi identitasnya, foto keduanya ditemukan saksi Yono yang merupakan tetangga Novel Baswedan.

Yono memotret Hasan dan Muklis di sekitar rumah Novel pada 14 Maret 2017, saat itu Hasan berbincang dengan penjual air isi ulang galon yang bernama Dicki.

"Hasan dan Muklis bekerja di Mata Elang dibayar perusahaan leasing untuk mencari cicilan motor yang menunggak," tutur Argo.

Baca juga artikel terkait NOVEL BASWEDAN DISIRAM AIR KERAS

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra