tirto.id - Tahukah Anda bahwa tidur ternyata memiliki implikasi serius bagi perekonomian sebuah negara?
Korelasi antara kedua hal tersebut tersua dalam studi Marco Hafner dkk. yang berjudul Why Sleep Matters: The Economic Costs of Insufficient Sleep (2016).
Hafner dkk. menyebut bahwa Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat telah menggolongkan kurang tidur sebagai masalah kesehatan publik yang merugikan perekonomian negara hingga ratusan miliar dolar setiap tahunnya.
Melalui survei, CDC mendapati bahwa lebih dari sepertiga orang dewasa Amerika tidak mendapatkan jam tidur yang cukup dan teratur. Masalahnya, efek dari kurang tidur ini berantai. Mulanya, ia memicu dampak negatif terhadap kesehatan individu dan itu turut memengaruhi produktivitasnya di tempat kerja.
Menurunnya kesehatan dan produktivitas individu yang makin masif pada akhirnya berdampak pula pada perekonomian secara umum. Studi Hafner dkk. menemukan bahwa efek kurang tidur menyebabkan perekonomian Amerika merugi hingga US$411 miliar per tahun.
Kerugian ekonomi ini sebagian besarnya disebabkan oleh hilangnya waktu kerja produktif. Bayangkan saja, dalam setahun, AS bisa kehilangan sampai 1,23 hari kerja karena buruknya jam tidur penduduknya.
Dalam hal ini, Amerika pun tak sendiri. Selain Amerika, Hafner dkk. melalui studi komparatif juga menemukan hal yang sama terjadi di Jepang, Britania Raya, Jerman, dan Kanada. Angka dampak ekonominya bervariasi, tapi premisnya tak berubah: kurang tidur menyebabkan kerugian ekonomi berskala besar.
Dari studi tersebut, kita setidaknya bisa menyimpulkan bahwa tidur tidak seharusnya disepelekan. Untungnya, kini sudah semakin banyak orang yang peduli dengan masalah tidur. Berbagai riset soal efek buruk kurang tidur bisa dengan mudah ditemukan, pun berbagai metode untuk memaksimalkan kualitas tidur sudah beredar luas di masyarakat.
Tak hanya itu, publik pun kini telah cukup akrab dengan berbagai alat bantu tidur.
Pokemon Sleep
Berdasarkan studi Emergen Research (Juli 2023), nilai finansial dari industri alat bantu tidur pada 2022 silam telah mencapai US$512,80 miliar. Dilaporkan Yahoo Finance, dalam sepuluh tahun ke depan atau tepatnya pada 2032, nilai industri ini diprediksi bisa mencapai US$950,22 miliar.
Industri alat bantu tidur diisi oleh berbagai ragam produk, mulai dari produk kasur, lampu tidur, pengatur temperatur, sleep monitoring, aplikasi dongeng tidur, obat tidur, sampai alat bantu bagi penderita sleep apnea. Di masa depan, aktivitas tidur bahkan diperkirakan bakal menjadi bagian dari gaya hidup layaknya wellness, kecantikan, dan kebugaran.
Nah, salah satu dari alat bantu tidur yang mulai populer pada 2024 ini adalah sebuah aplikasi bernama Pokemon Sleep. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis melalui App Store maupun Play Store. Kendati masuk dalam kategori game, Pokemon Sleep sesungguhnya bukanlah gim video.
Pokemon Sleep menawarkan gamifikasi. Pada intinya, ia bekerja dengan memonitor kualitas tidur si pengguna. Tingkat kualitas tidur yang berhasil dicapai oleh si pengguna nantinya diganjar dengan hadiah pokemon. Jadi, semakin bagus kualitas tidur si pengguna, dia bakal mendapatkan lebih banyak hadiah saat bangun pada pagi hari. Pokemon yang menjadi hadiah adalah pokemon yang cara tidurnya dianggap mirip dengan cara tidur pengguna.
Pokemon Sleep dapat mengukur tiga tahap tidur, yaitu REM, light sleep, dan deep sleep. Namun, aplikasi ini menggunakan penamaan baru agar lebih menarik, yaitu dozing, snoozing, dan slumbering. Tak seperti aplikasi atau gim Pokemon pada umumnya yang menonjolkan karakter Pikachu, bintang utama Pokemon Sleep adalah monster tukang tidur bernama Snorlax.
Pokemon Sleep dilengkapi dengan software perekam suara. Tujuan utamanya adalah untuk merekam suara pengguna saat tengah mengorok. Meski begitu, perekam suara ini terkadang tak berfungsi dengan baik dan justru merekam suara-suara yang tak berkaitan dengan tidur, seperti suara barang elektronik di kamar.
Pokemon Sleep bisa dikatakan merupakan kebalikan dari Pokemon GO!. Jika Pokemon GO! meminta kita untuk pergi ke luar rumah dan berjalan jauh untuk mencari monster Pokemon, Pokemon Sleep justru meminta kita untuk tidur senyenyak mungkin untuk mendapatkan koleksi Pokemon terbaru.
Pokemon-Pokemon yang kita dapatkan itu pun kemudian bisa kita rawat layaknya Tamagotchi. Sarapan, makan siang, dan makan malam bisa kita berikan kepada Pokemon yang sudah masuk dalam koleksi kita. Tentu saja, proses memberi makan Pokemon itu dilakukan di luar jam tidur sehingga keberadaan mereka tidak menegasi fungsi utama dari aplikasi ini.
Cepat Populer
Koleksi Pokemon yang telah kita peroleh itu nantinya juga bakal jadi semacam teman tidur. Dialah yang bakal mengingatkan kita untuk tidur. Di pagi hari, dia pulalah yang bakal menyambut kita bangun. Bisa dikatakan, aplikasi ini “memanipulasi” perasaan pengguna melalui para Pokemon lucu. Mereka bakal membuat kita merasa bersalah apabila kita biarkannya kelelahan karena kurang tidur.
Meski demikian, ternyata tak sedikit orang yang rela perasaannya dimanipulasi oleh para Pokemon. Buktinya, per Agustus 2023 atau sebulan penuh setelah diluncurkan, Pokemon Sleep sudah menghasilkan uang senilai US$5,8 juta bagi pengembangnya, The Pokemon Company.
Pada 2023 lalu, Pokemon Sleep bahkan langsung bertengger di peringkat kedua dalam daftar aplikasi pembantu tidur populer. Ia hanya kalah dari Calm yang selama bertahun-tahun memang sudah merajai ceruk pasar ini.
Ada dua kemungkinan yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena ini. Pertama, mau apa pun judulnya, Pokemon Sleep adalah anggota keluarga dari seluruh gim dan aplikasi bertema Pokemon yang tersedia di pasaran. Sudah pasti, para penggemar setia Pokemon bakal tertarik untuk setidaknya menjajal aplikasi ini.
Perlu dicatat bahwa Pokemon adalah waralaba media dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.
Kedua, Pokemon Sleep sukses menuai review positif dari berbagai kolumnis. Artinya, memang sudah ada orang yang terbantu oleh aplikasi Pokemon Sleep ini dan banyak orang yang kemudian terpengaruh untuk mencobanya.
Namun, tak ada gading yang tak retak. Pokemon Sleep ini juga juga punya kekurangan. Ia berpotensi membuat penggunanya justru jadi sulit tidur. Pasalnya, Pokemon peliharaan kita baru mengirimkan pemberitahuan untuk tidur setengah jam sebelum jam tidur kita dimulai. Padahal, seseorang idealnya sudah harus berhenti menggunakan ponsel (atau alat elektronik berlayar lainnya) satu sampai dua jam sebelum tidur.
Ada tiga alasan di balik itu. Pertama, penggunaan ponsel membuat pikiran kita terus terjaga. Kedua, sinar biru dari layar ponsel pada dasarnya merupakan sinar artifisial yang dirancang untuk meniru cahaya matahari sehingga bisa mengganggu ritme sirkadian tubuh. Terakhir, saat menggunakan ponsel, kita bisa dengan mudah menemukan konten yang memicu emosi intens sehingga rasa kantuk pun hilang seketika.
Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa Pokemon Sleep sebenarnya memiliki fungsi yang cukup baik untuk membangun kebiasaan tidur secara rutin. Akan tetapi, penggunaan berlebihan dari aplikasi ini pun bisa merugikan pengguna. Sebab, idealnya, jelang waktu tidur, kita sebaiknya berada sejauh mungkin dari distraksi apa pun, termasuk ponsel pintar.
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadrik Aziz Firdausi