tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik di lapangan tenis indoor Senayan, Jakarta, pada 14 Maret 2023.
Dalam pidatonya di depan ribuan kader Demokrat, AHY mengungkapkan banyak hal. Terutama isu yang sedang berkembang dan hangat diperbincangkan.
Di hadapan kadernya, AHY melakukan sejumlah kritik terhadap pemerintah era Jokowi.
Kritiknya mula dari isu penundaan pemilu, utang, krisis ekonomi dan lain sebagainya. Bagi AHY, hal tersebut merupakan ujian yang harus dihadapi Indonesia.
Rangkuman Pidato AHY
Adapun rangkuman pidato AHY dalam mengkritisi pemerintah sebagai berikut:
1. Menolak Penundaan Pemilu
AHY mengkritik isu penundaan pemilu. Isu penundaan pemilu muncul kembali setelah PN Jakarta selatan memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan tahapan Pemilu 2024.
Menurut AHY, hal tersebut mengusik akal sehat. Pasalnya, masih menurut AHY, isu penundaan pemilu ini muncul setelah rangkaian presiden tiga periode, perpanjangan masa jabatan presiden, hingga sistem pemilu proporsional tertutup.
“Apa yang sedang terjadi di negeri kita ini? Apakah ini sebuah kebetulan belaka?” ungkapnya mengutip Antara News.
2. Mempertahankan Pemilihan Proporsional
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan perubahan dalam sistem pemilu dimungkinkan. Asalkan, perubahan tidak dilakukan saat tahapan pemilu sudah berjalan.
"Perubahan dalam sistem pemilu di masa depan itu mungkin. Tentu dengan catatan, harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Tapi jangan mengubah aturan yang sangat fundamental, saat tahapan sudah berjalan,” tutur AHY.
"Kita ingat, bahwa tujuh pemimpin parpol menolak sistem pemilu proporsional tertutup," ungkap AHY.
Pasalnya, kata AHY, proporsional terbuka adalah sistem yang berkualitas dalam demokrasi. Karena setiap warga negara memungkinkan memiliki hak pilih dan bersaing secara sehat.
3. Gagal Mengelola Ekonomi
AHY juga mengkritik pengelolaan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Bagi AHY, pemerintah gagal dalam mengelola ekonomi.
“Masalahnya bukan hanya krisis global. Tapi persoalan ekonomi kita semakin rumit karena keuangan tidak dikelola dengan baik. Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar yang tidak banyak berdampak pada kehidupan rakyat secara luas,” kata AHY.
AHY juga menyinggung soal utang pemerintah yang naik tiga kali lipat sehingga berdampak pada defisitnya anggaran.
“Pemerintah tahun terakhir ini, kenaikan utangnya mencapai tiga kali lipat. Angkanya mencapai Rp7.733 triliun yang semakin membunuh. Karena rakyat nantinya yang akan menanggung itu semua,” katanya.
Penulis: Sulthoni
Editor: Alexander Haryanto