Menuju konten utama

Plus Minus Mengonsumsi Daging Sapi Bagi Kesehatan

Daging sapi memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung zat besi dan protein. Lalu apa saja plus minus saat mengonsumsinya?

Plus Minus Mengonsumsi Daging Sapi Bagi Kesehatan
Pedagang memotong daging sapi di los basah Pasar Senen Blok III, Jakarta, Kamis (3/5/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Puncak hari raya Idul Adha diperingati dengan melakukan salat Ied dan memotong hewan kurban.

Tak lupa, sebagai pelengkap, berbagai olahan daging sapi seperti sate, rendang, rawon, gulai, tongseng, semur, maupun masakan lainnya menjadi makanan yang tak terlepas dari sebuah perayaan hari raya umat Muslim.

Daging sapi merupakan salah satu jenis bahan masakan yang paling disukai, karena banyak mengandung zat besi, protein dan kebutuhan nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita.

Namun, daging sapi sama sekali tidak mengandung serat. Maka dari itu, konsumsi daging sapi harus dibarengi dengan asupan serat dari sayur atau buah.

Lalu apa saja plus minus mengonsumsi daging sapi bagi kesehatan?

Dilansir dari Healthline, manfaat daging sapi tentunya tidak terlepas dari kandungan nutrisi yang ada di dalamnya.

Keunggulan dari kandungan daging sapi adalah kadar sodiumnya yang rendah. Selain itu daging sapi juga merupakan sumber dari protein, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B12, zinc, selenium, dan fosfor.

Berikut adalah rincian menurut Nutrition Advance, dalam kandungan daging sapi 100 gram yang telah dimasak dengan kandungan 80 persen daging tanpa lemak dan 20 persen lemak.

- Kalori: 272 kcal

- Karbohidrat: 0 g

- Lemak: 17,4 g

- Lemak Jenuh: 6,6 g

- Lemak Tak Jenuh Tunggal: 7,7 g

- Lemak Tak Jenuh Ganda: 0,5 g

- Omega 3: 46 mg

- Omega 6: 401 mg

- Protein: 27 g

- Vitamin B12: 48%

- Vitamin B2: 11%

- Vitamin B3: 29%

- Vitamin B6: 21%

- Vitamin B5: 8%

- Folat: 3%

- Vitamin B1: 2%

- Vitamin E: 2%

- Vitamin K: 2%

- Zinc (seng): 43%

- Zat besi: 15%

- Magnesium: 6%

- Fosfor: 23%

- Kalium: 11%

- Sodium: 4%

- Tembaga: 4%

- Kalsium: 3%

- Magnesium: 1%

- Selenium: 31%

Menurut Heathline, daging sapi juga memiliki kandungan protein berkualitas tinggi. Daging sapi yang dimasak mengandung protein sekitar 26-27 persen.

Daging sapi mengandung sembilan asam amino esnsial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

Sebagai bahan pembangun protein, asam amino sangat penting. Protein daging sapi sangat bergizi dan dapat meningkatkan pemeliharaan dan pertumbuhan otot.

Daging sapi juga mengandung berbagai lemak, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggal dengan jumlah yang sama.

Asam lemak utama adalah asam stearat, asam oleat, dan asam palmitat. Selain menambah rasa, lemak juga meningkatkan kandungan kalori daging.

Jumlah lemak dalam daging sapi tergantung pada tingkat pemangkasan dan usia hewan, jenis kelamin, dan pakan. Produk daging sapi yang diolah, seperti sosis cenderung mengandung lemak yang tinggi.

Daging sapi juga mengandung vitamin dan mineral yang tinggi. Makanan yang berasal dari hewan, seperti daging, merupakan satu-satunya sumber makanan yang baik dari vitamin B12, nutrisi yang penting untuk pembentukan darah dan otak serta sistem saraf.

Selain itu, daging sapi sangat kaya akan zinc (seng), mineral yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

Daging sapi merupakan sumber selenium yang penting bagi tubuh. Serta zat besi yang terkandung dalam daging sapi dapat memberikan energi bagi tubuh.

Berdasarkan akun Twitter Kementerian Pertanian Republik Indonesia, manfaat makan daging sapi bagi kesehatan, yaitu:

1. Meningkatkan Sistem Imun

Kandungan protein hewani yang terkandung dalam daging sapi mampu memperbaiki sel tubuh yang rusak, hingga meningkatkan fungsi otak.

Kandungan zat besi berfungsi sebagai pengikat oksigen dalam tubuh, membantu proses metabolisme, dan menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.

2. Menjaga Berat Badan

Mengkonsumsi daging sapi dengan pas dan tanpa lemak dapat menjaga berat badan, karena, daging sapi kaya protein sehingga mampu meningkatkan metabolisme dan menahan rasa lapar.

3. Mempercepat Penyembuhan Luka

Protein dalam daging sapi membantu mempercepat penyembuhan luka. Salah satu penyebab luka infeksi paling umum adalah terhambatnya penyaluran oksigen ke jaringan yang rusak.

Kekurangan mineral dapat menunda pembentukan dan perbaikan jaringan. Mineral berperan penting dalam penyembuhan, karena berperan mendistribusikan oksigen lewat darah.

4. Membantu Fungsi Jantung

Dengan porsi yang tepat, daging sapi tanpa lemak sangat baik untuk kesehatan jantung.

Memakan daging sapi dengan olahan yang tepat, seperti direbus atau dipanggang, dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

5. Menjaga Kesehatan Kulit

Kandungan mineral dan nutrisi pada daging sapi membantu regenerasi kulit agar tidak kusam, menghilangkan noda hitam pada wajah, mencegah penuaan dini.

Zat antikarsinogenik di daging sapi mencegah pertumbuhan kanker, termasuk kanker kulit.

Sedangkan beberapa dampak negatif daging sapi yang ditimbulkan bagi kesehatan.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan The European Journal of Clinical Nutrition, daging sapi yang dibesarkan di peternakan merupakan sapi ternak yang diberi makan biji-bijian memiliki kandungan asam lemak omega 3 yang sangat sedikit serta memiliki kadar asam lemak omega 6 dalam jumlah yang lebih tinggi daripada sapi-sapi yang hidup liar dengan memakan rumput.

Selain itu, penambahan berbagai jenis hormon seperti estradiol, progesteron, dan testosteron, hormon sintetis, zeranol dan trenbolone asetat, melengesterol asetat biasanya diberikan pada hewan-hewan ternak guna menambah berat badan serta meningkatkan efisiensi pakan juga sangat berpengaruh bagi kesehatan, yaitu dapat meningkatkan resiko kanker.

Hal-hal seperti inilah yang sebenarnya menyebabkan dampak bahaya daging sapi bagi kesehatan tubuh, seperti berikut ini :

1. Peradangan

Daging sapi merupakan salah satu jenis makanan yang sangat sulit untuk dicerna oleh tubuh, meskipun telah dimasak.

Hal ini akan menimbulkan peningkatan jumlah enzim pencernaan untuk dapat mencerna makanan tersebut.

Jika makanan ini sering dikonsumsi pada usia dini, hal tersebut dapat mempertahankan asam arakidonat (asam lemak omega 6) dalam tubuh yang memberikan kontribusi untuk kondisi peradangan dan rasa sakit.

Peradangan ini pada nantinya akan bisa menyebabkan :

a) amandel

b) nyeri sendi lutut

c) bisul

2. Kanker

Dalam daging sapi terkandung sejumlah bahan kimia organik yang sangat beracun yang dikenal dengan nama dioxin.

Di mana bahan kimia tersebut berasal dari partikel mikroskopis dari abu dari insinerator yang telah menetap di rumput dan tanaman yang dimakan oleh hewan-hewan ternak seperti sapi, babi, dan ayam.

Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa dioxin merupakan hormon kimia yang dapat mengganggu fungsi sel-sel dalam tubuh, sehingga hal ini dapat berpotensi untuk meningkatkan resiko penyakit kanker.

Selain itu, dioxin juga dapat memicu endometriosis, gangguan Attention Deficit Disorder, kecacatan sistem reproduksi anak-anak, sindrom kelelahan kronis, menurunnya sistem kekebalan tubuh, serta gangguan saraf.

Selain zat dioxin, biasanya daging sapi yang berasal dari peternakan telah mengalami proses penyinaran dengan menggunakan sinar gamma yang dihasilkan oleh radioaktif, kobalt 60, maupun aliran listrik dengan tujuan untuk membunuh bakteri yang tinggal dalam daging tersebut.

Radiasi tersebut pada akhirnya akan menghasilkan radiolytic dalam produk makanan yang dihasilkan dari olahan daging tersebut, di mana hal itu memiliki sifat karsiogenik (penyebab kanker). Untuk itu sangat disarankan untuk menghindari produk makanan atau daging radiasi.

3. Keracunan

Daging sapi merupakan sumber dari adanya jenis kuman mematikan yang disebut E. Colli O157:H7 yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan yang cukup serius.

Kuman-kuman tersebut terdapat dalam daging sapi yang telah terkontaminasi dengan kotoran sapi pada saat dilakukan penyembelihan.

Akibat dari kuman berbahaya ini telah menewaskan puluhan orang serta menyebabkan ribuan orang sakit setelah mengkonsumsinya.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penarikan sekitar 25 juta pon daging sapi di pasaran pada tahun 1997.

4. Penyakit jantung

Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa daging sapi yang diperoleh dari peternakan komersial biasanya mengandung lebih sedikit jumlah asam lemak omega 3.

Padahal asam omega 3 inilah yang dapat berfungsi untuk mencegah terjadinya penyakit jantung, namun mengandung lebih tinggi kadar asam lemak omega 6 (kaskade arakidonat) yang justru dapat mempromosikan atau meningkatkan resiko penyakit jantung.

5. Resistensi obat-obatan

Biasanya hewan-hewan di peternakan akan diberikan tambahan obat-obatan atau jenis antibiotik pada makanan mereka.

Hal ini bertujuan untuk menambah berat badan serta untuk mencegah terjangkitnya wabah penyakit menular pada hewan-hewan ternak tersebut.

Ffek samping antibiotik atau obat-obatan yang diberikan secara rutin pada hewan ternak seperti sapi dapat berkontribusi pada masalah resistensi obat-obatan atau antibiotik pada manusia yang mengkonsumsi daging tersebut.

6. Penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD)

Tahukah anda bahwa gangguan atau penyakit yang terdapat pada hewan ternak seperti sapi yaitu sapi gila atau disebut dengan bovine spongiform encephalopathy (BSE), yang akhir-akhir ini berkembang juga dapat menular pada manusia?

Ya, hal ini bisa terjadi pada saat manusia mengkonsumsi daging sapi yang terinfeksi bovine spongiform encephalopathy (BSE).

Penyakit ini biasanya menimpa pada orang-orang yang telah berusia sekitar 60 tahunan baik itu pria maupun wanita.

Namun akhir-akhir ini penyakit tersebut juga telah berkembang pada orang-orang yang lebih muda.

CJD merupakan suatu penyakit yang menyerang otak yang nantinya dapat mengarah ke demensia, maupun gejala otak lainnya yang lebih mengerikan. Hal ini juga dapat menjadi penyebab kematian mendadak di usia dini.

Untuk mengindari hal tersebut, Anda bisa memilih daging sapi organik yang bebas hormon dan antibiotik atau memilih bagian daging tanpa lemak.

Serta mengonsumsi daging sapi dengan tidak berlebihan dan tetap memerhatikan pengolahannya agar nutrisi dalam daging sapi tidak hilang dan tergantikan dengan asupan lain yang justru tidak baik untuk tubuh.

Baca juga artikel terkait DAGING SAPI atau tulisan lainnya dari Nasywa Humaira

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Nasywa Humaira
Penulis: Nasywa Humaira
Editor: Yandri Daniel Damaledo