Menuju konten utama

Plt Gubernur: Satpol PP Bawa Air Mineral, Bukan Pentungan

Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menjamin bahwa Satpol PP tidak akan membawa pentungan dalam mengamankan aksi 212 bahkan menyediakan air mineral.

Plt Gubernur: Satpol PP Bawa Air Mineral, Bukan Pentungan
Kondisi massa yang mulai memenuhi Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/12). Tidak sedikit massa membagikan makanan kepada masyarakat. Adapula massa yang bercengkrama dalam mengikuti aksi bela Islam III. [Tirto/Taher]

tirto.id - Satuan Polisi Pamong Praja menyiapkan air mineral untuk dibagikan kepada peserta aksi Doa Bersama di Lapangan Monumen Nasional (Monas), di Jakarta, Jumat, (02/12/2016). Pihak Satpol PP mengaku, mereka menggunakan air mineral untuk menggantikan pentungan.

Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

"Dan sebagian anggota Satpol membawa dus minuman mineral yang telah kita siapkan ribuan dus air mineral," papar Sumarsono seperti dikutip dari Antara.

Ia memaparkan, para anggota Satpol PP, terutama yang perempuan, akan dikerahkan untuk menjaga kawasan depan Balai Kota DKI Jakarta.

"Air mineral ini kita berikan kepada mereka yang berzikir. Terutama orang tua dan wanita karena mereka itu saudara kita juga," kata Sumarsono.

Plt Gubernur tersebut memantau kerja para Satpol dan tenaga kesehatan yang telah disiapkan Pemprov DKI Jakarta. Ia menyalami para Satpol PP perempuan yang berjaga di depan serta menanyakan kesiapan mereka.

Sementara itu, ratusan peserta aksi doa bersama terpantau memadati gerbong nomor 2 KRL jurusan Bogor, Jakarta Kota. Sepanjang perjalanan, mereka mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid.

Berdasarkan pantauan Antara, ratusan penumpang yang umumnya berkemeja dan berkopiah putih maupun berjilbab itu melaporkan lantunan takbir dan takmid tersebut berkumandang setelah KRL Commuter Line yang berangkat dari Stasiun Bogor sekitar pukul 07.00 WIB itu menuju Stasiun Depok.

Lantunan "Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah" itu bermula dibacakan oleh beberapa orang namun kemudian diikuti oleh ratusan penumpang lain yang memadati gerbong kedua dari belakang yang berdampingan dengan gerbong khusus untuk penumpang perempuan tersebut.

Gema dzikir itu tersebut tak putus-putus dilantunkan para penumpang hingga KRL tiba di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, sekitar pukul 08.45 WIB.

Di Stasiun Gondangdia yang bertetangga dengan Masjid Cut Mutia itu, ratusan penumpang yang memadati gerbong-gerbong KRL eks-Jepang tersebut turun. Mereka kemudian bergegas turun dari peron menuju pintu keluar dan langsung berjalan kaki ke arah jalan depan gedung MNC Center menuju Jalan Kebon Sirih untuk bergerak menuju Lapangan Monas.

"Setahu saya, baru pertama kali saya menyaksikan takbir dan tahmid dikumandangkan para penumpang secara bersama-sama di dalam gerbong KRL ini," kata seorang penumpang.

Akibat banyaknya bus dan kendaraan pribadi yang parkir di bahu jalan serta menyemutnya warga yang bergerak dari Stasiun Gondangdia menuju Monas untuk mengikuti aksi damai terkait dengan kasus dugaan penistaan Al Quran oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu, arus kendaraan di sejumlah jalan menuju kawasan Monas menjadi tersendat.

Seperti pernah disampaikan Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Ustadz Zaitun Rasmin, jumlah massa Aksi Bela Islam III yang berlangsung di Lapangan Monas itu diperkirakan diikuti sekitar tiga juta orang.

Mereka datang dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, serta berbagai daerah lain di Tanah Air.

Baca juga artikel terkait DEMO 2 DESEMBER atau tulisan lainnya dari Putu Agung Nara Indra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra