Menuju konten utama

PLN Garap 16 Proyek Senilai Rp21,1 Triliun Selama 2017-2018

PLN akan mengerjakan 16 proyek pembangunan pembangkit, transmisi dan LTSA senilai Rp21,1 Triliun selama 2017-2018 untuk menggenjot tingkat rasio elektrifikasi.

PLN Garap 16 Proyek Senilai Rp21,1 Triliun Selama 2017-2018
Pekerja menarik kabel bertegangan tinggi milik PLN untuk dipasang di lokasi pembangunan proyek 'underpass' Beurawe, Banda Aceh, Aceh, Selasa (15/3/2017). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra.

tirto.id - PT PLN (Persero) meneken nota kesepahaman untuk penggarapan 16 proyek, yang merupakan bagian dari program 35.000 MW, di Kantor Pusat PLN, Jakarta pada pada Jumat (17/3/2017). Rencananya proyek-proyek itu mulai dikerjakan tahun ini dan ditargetkan selesai pada 2018.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan 16 proyek itu terbagi dalam tiga kategori. Masing-masing bernilai investasi sebesar Rp13 triliun untuk pembangkit, Rp2,1 triliun untuk transmisi, serta Rp 6 triliun untuk biaya long term service agreement (LTSA).

"Ini adalah investasi yang luar biasa," ujar Sofyan di sela penandatanganan kesepakatan itu.

Menurut Sofyan, penandatanganan kesepakatan tersebut merupakan upaya dalam rangka meningkatkan penyediaan pasokan daya listrik di daerah terpencil, pulau terluar, dan daerah perbatasan.

Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat menaikkan rasio elektrifikasi pada daerah yang masih tertinggal. Targetnya, pada 2019, rasio elektrifikasi mampu mencapai besaran 99 persen.

"Pengerjaan proyek ini adalah komitmen pemerintah untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 MW dalam kurun waktu 5 tahun (2014-2019) yang telah dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019," kata dia.

Adapun keenam belas proyek tersebut terdiri dari empat kontrak proyek pembangkit sebesar 927,5 MW, enam surat penunjukan (LOI) proyek pembangkitan sebesar 898 MW, dan enam kontrak pengadaan pembangunan transmisi 500 kV jalur utara Jawa.

Sofyan mengatakan keenam belas proyek, yang seluruhnya digarap di luar Pulau Jawa tersebut, diharapkan mampu menggantikan pembangkit-pembangkit yang sudah ada namun tidak beroperasi secara efisien. Ia berharap defisit listrik bisa berkurang seiring pembangunan proyek-proyek baru itu.

"Kami upayakan proyek-proyek ketenagalistrikan bisa selesai tepat waktu," ucap Sofyan.

PLN telah mematok target bahwa 100 persen penduduk Indonesia bisa menikmati listrik di 2024.

"Rasio elektrifikasi di dalam RUPTL yang baru akan terjadi lebih cepat. Sebelumnya adalah 2027, namun ini kami dorong pada 2024 akan tercapai," kata Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII pada 24 Januari 2017 lalu.

Saat itu Nicke menyebutkan untuk melakukan percepatan rasio elektrifikasi, PLN akan berupaya untuk menggunakan "mobile power plant", pembangkit hybrid dengan energi terbarukan, serta mengutamakan energi primer lokal.

Baca juga artikel terkait ELEKTRIFIKASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom