Menuju konten utama

Pilot Lufthansa Mogok Kerja, 1.700 Penerbangan Tertunda

Serikat pilot Cockpit penerbangan Lufthansa kembali mengadakan aksi mogok dengan persoalan yang sama yakni terkait kenaikan gaji. Aksi ini menyebabkan 1.700 penerbangan tertunda.

Pilot Lufthansa Mogok Kerja, 1.700 Penerbangan Tertunda
Ilustrasi. Pekerja melakukan pengecekan akhir monitor jadwal keberangkatan pesawat. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Aksi pemogokan terbaru yang dilakukan para pilot Lufthansa menyebabkan sebanyak 1.700 penerbangan pada 29–30 November tertunda. Mogok kerja para pilot itu masih terkait dengan persoalan gaji yang hingga kini belum menemukan titik temu.

“Sekitar 180.000 penumpang akan terkena dampaknya akibat dari pemogokan itu,” kata pihak Lufthansa pada Selasa (29/11/2016) setelah perundingan di detik-detik terakhir dengan serikat pilot Vereinigung Cockpit gagal mencapai kesepakatan gaji.

Seorang juru bicara perusahaan menyatakan, mereka akan meminta keputusan dari pengadilan tenaga kerja Munchen untuk memblokir pemogokan tersebut. Namun permintaan serupa ditolak oleh sebuah pengadilan di Frankfurt pekan lalu dan Lufthansa kalah dalam banding untuk kedua kalinya, demikian informasi yang dilansir dari Antara.

Para pilot sudah lama menentang raksasa Jerman itu soal gaji. Sejak April 2014, sudah terhitung aksi ini merupakan aksi mogok kerja ke-14.

Sebelumnya Selama pemogokan dua hari pada Minggu (27/11/2016) dan Senin (28/11/2016) tersebut, Lufthansa menawarkan kenaikan gaji sebesar 4,4 persen kepada kru penerbangan dalam kurun waktu dua tahun, serta pembayaran satu kali yang setara gaji dua bulan.

Namun para pilot bertahan dengan permintaan mereka untuk kenaikan gaji dengan rata-rata 3,66 persen tiap tahunnya, retroaktif sejak lima tahun terakhir. "Sayangnya, negosiasi tingkat tinggi yang dilakukan hari ini gagal membuahkan kesepakatan mengenai kontrak gaji," ujar Joerg Handwerg, anggota dewan Cockpit.

Baca juga artikel terkait PILOT LUFTHANSA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari