tirto.id - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa masih menutup rapat nama wakilnya di Pilkada Jawa Timur 2018. Ia menegaskan, nama pendampingnya masih ditelaah oleh tim 9. Mereka tengah melakukan survei terkait 8 nama yang direkomendasikan dalam hasil pertemuan di Amanatul Ummah Surabaya, Kamis (19/10/2017) lalu.
"Nah, Kiai Solahudin Wahid mentarget survei untuk calon wakil diharapkan tanggal 5 November sudah selesai," kata Khofifah di Desa Kembang Pelor, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (22/10/2017).
Khofifah menerangkan, para kiai ingin agar pendamping Khofifah berasal dari kelompok nasionalis. Ia mengatakan, para kyai ingin membentuk aliansi santri nasionalis dalam Pilkada Jatim. Oleh karena itu, pendamping diprediksi berasal dari kelompok nasionalis.
"Jadi, ibaratnya santrinya sudah terepresentasikan oleh saya, maka gandengannya ini akan menjadi bagian dari aliansi santri nasionalis," kata Khofifah.
Saat disinggung mengenai dukungan partai, Khofifah tidak merinci partai mana yang mendukungnya untuk maju dalam Pilkada Jatim. Ia mengaku terus berkomunikasi dengan partai-partai untuk bisa maju dalam Pilkada Jatim. Akan tetapi Khofifah memastikan ada tiket untuk merebut kursi Jatim-1.
"Yang jelas Insyaallah cukup untuk berangkat," kata Khofifah.
Tim 17 yang beranggotakan para kiai dan tokoh pendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018 meminta syarat utama calon pasangan Ketua PP Muslimat NU itu harus memiliki riwayat bersih dari korupsi.
"Harus memenuhi kriteria yang diharapkan, di antaranya kepemimpinannya harus bersih. Karena saat ini korupsi dimana-mana dan ini titik lemah kepala daerah," kata salah seorang anggota Tim 17, Lily Wahid saat menghadiri Deklarasi Sekretariat Bersama Golongan Karya, di Surabaya, pada Jumat (20/10/2017).
Menurut dia, syarat itu turut menentukan pemilihan delapan nama bakal calon pendamping Khofifah di Pilgub Jatim yang dibahas dalam pertemuan di kediaman KH Asep Saifudin Chalim, di Jalan Siwalankerto Utara I Surabaya, pada Kamis malam (19/10/2017). Namun, ia enggan menyebutkan delapan nama tersebut.
"Ada kepala daerah, pensiunan TNI, macam-macam lah. Saya tidak berani sebutkan, karena sudah kesepakatan," kata Lily.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dipna Videlia Putsanra