tirto.id - Warga di sekitar TPS 07, Kelurahan Randusari, Semarang, menyambut Pilkada Jawa Tengah tahun ini dengan lebih antusias. Sejak malam sebelum pencoblosan, mereka mendekorasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berlokasi di Balai Warga RT 07/RW 03 dengan aneka pernak-pernik bernuansa Horor.
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga didandani agar terlihat lebih menyeramkan. Ada yang berwujud genderuwo, pocong hingga hantu suster bule.
TPS dengan konsep horor ini membuat partisipasi warga dalam pemilu tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan, kata Ketua KPPS TPS 7, Krisyanto, para komisioner KPU Jawa Tengah dan sejumlah pejabat memilih menggunakan hak pilih mereka di TPS tersebut.
"Mereka sungguh tertarik sekali bahkan tadi itu sampai Pangdamnya datang, terus Kapolda datang, iya datang ke sini melihat. Terus wakil walikota, lalu ada anggota DPRD provinsi, KPU Pusat Pak Wahyu. Kalau yang KPUD Kota Pak Joko. Malah Pak Joko nyoblos di sini," ujar Kristiyanto di TPS 07, Randusari, Rabu (27/6/2018).
Dekorasi bernuansa horor dan mistis yang ada di TPS 07, Randusari, memang unik dan berbeda dari TPS-TPS lain yang ada di Semarang. Memasuki TPS, para pengunjung bakal disambut oleh alunan musik bernuansa yang bikin merinding.
Di sisi kiri bilik suara, warga meletakan keranda berisi replika mayat yang dibalut kain kafan. Di sisi satunya, sebuah kayu panjang terbujur diselimuti kain batik bertabur kembang.
Beberapa helai batik beraneka pola dan warna juga dibentang di sisi-sisi dinding TPS. Sebuah patung mengenakan daster batik teronggok menyerupai orang gantung diri, tepat di samping kotak suara.
Konsep horor, kata Krisyanto, sengaja dipilih sebagai dekorasi lantaran warga sekitar memang mendiami pemukiman di tengah areal pemakaman Bergota, Semarang. Sehingga, mereka sudah terbiasa dengan hal-hal yang menyeramkan seperti replikan serta dandanan hantu-hantu yang ditampilkan di TPS tersebut.
Sehari-hari, aktivitas warga selalu melintas jejeran pemakaman, baik siang maupun malam hari.
"Harapan kami dengan tampilan yg unik seperti ini itu membuat warga tertarik antisias untuk datang kemari," tuturnya.
Suswarni, salah seorang warga yang mencoblos di TPS tersebut mengaku bahwa antusiasme warga dalam Pilkada tahun ini lebih besar dibandingkan 5 tahun sebelumnya.
Tahun 2013, kata dia, pemungutan suara dilakukan di makam Kiai Soleh Darat. "Ini anak-anak juga pada seneng. Lihat bapak-ibunya pada ke sini, anaknya pada nangis tapi seru ya, jadi ramai," ujarnya kepada Tirto.
Menurutnya, ide-ide seperti ini sangat baik karena bisa menjadi medium untuk mempererat silaturahmi antar warga. "Kalau untuk pemilih kan kita pasti harapannya lebih ramai. Tapi kan enggak tahu juga apakah ada yang pakai A-5 di tempat lain atau sakit kita enggak tahu, yang penting kan usahanya hasilnya positif," tuturnya.
Berdasarkan catatan KPPS jumlah daftar pemilih tetap di TPS 7 Randusari, mencapai 340 pemilih. Hingga pukul 13.00 WIB, berdasarkan data KPPS, tercatat ada sekitar 223 pemilih dan surat suara yang masuk.
"Kalau ramainya sekitar jam sembilan pagi tadi, Mas," kata Suswarni menambahkan.
Untuk hasil hitung cepat Pilkada Jawa Tengah, bisa dilihat pada laman Tirto yang bekerja sama dengan sejumlah lembaga survei, pada Rabu (27/6).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora