Menuju konten utama

Piala Dunia 2018: Luka Modric Senang Kroasia Putus Rekor Buruk

Sejak Perancis 1998, prestasi paling mentok Kroasia di turnamen internasional adalah menembus laga fase gugur pertama.

Piala Dunia 2018: Luka Modric Senang Kroasia Putus Rekor Buruk
Aksi Kasper Schmeichel menyelamatkan gawang dari tendangan penalti Luka Modric pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 antara Timnas Kroasia vs Timnas Denmark di Nizhny Novgorod Stadium, Nizhny Novgorod, Rusia, Senin (02/07/2018). AP Photo/Martin Meissner

tirto.id - Timnas Kroasia berhasil lolos ke perempat final Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Denmark lewat adu penalti (2/7/2018). Keberhasilan itu menjadi yang pertama bagi Vatreni sejak melaju ke semifinal Perancis 1998. Sebelumnya, timnas Kroasia selalu mentok di laga fase gugur pertama dalam turnamen internasional.

Terakhir kali Kroasia lolos ke perempat final turnamen ketika Piala Eropa 2008. Itu pun karena Austra-Swiss 2008 masih menggunakan format lama. Dalam format lama Piala Eropa, perempat final jadi partai fase gugur pertama setelah penyisihan grup.

Sejak memenangi tempat ketiga Perancis 1998, catatan terbaik Vatreni di turnamen internasional adalah lolos ke laga fase gugur pertama. Beberapa tahun belakangan, Kroasia gagal lolos fase grup Piala Eropa 2012 dan Piala Dunia 2014. Di Piala Eropa 2016, negeri pecahan Yugoslavia itu dikalahkan Portugal di babak 16 Besar.

Di Rusia 2018, keberhasilan Luka Modric dan timnya memenangi laga fase gugur pertama memutus rekor buruk Kroasia sejak 1998. Kapten skuat Vatreni, Luka Modric mengaku senang dengan keberhasilan timnya memutus rekor buruk tersebut.

“Sejak 2008 kami tidak pernah maju lebih jauh dari laga fase gugur pertama dan sangat penting bagi kami untuk menyingkirkan momok itu,” ujar pemain Real Madrid tersebut dikutip laman resmi FIFA.

“Kami mengamankan hasil bagus setelah bertahun-tahun mencoba dan itu sangat berarti bagi saya. Saya sudah di timnas sejak 2008 dan mengalami beberapa kekalahan tidak beruntung, khususnya lawan Turki [Piala Eropa 2008] dan Portugal [2016]. Kami perlu sedikit keberuntungan saat ini dan saya pikir kami pantas mendapatkannya,” lanjut gelandang berusia 32 tahun itu.

Di Perancis 2016, Luka Modric dkk kalah satu gol dari Portugal melalui babak tambahan waktu. Sedangkan di Austria-Swiss 2008, skuat Vatreni kalah adu penalti dari Turki. Dalam laga tersebut, eksekusi Modric di babak adu penalti gagal.

Dalam laga kontra Denmark Senin (2/7) lalu, skuat asuhan Zlatko Dalic hampir mendapati nasib yang sama. Eksekusi penalti Luka Modric dapat dimentahkan kiper Schmeichel di babak tambahan waktu. Laga Kroasia vs Denmark pun terpaksa diselesaikan lewat adu penalti. Memasuki adu penalti, Luka Modric kembali mengambil tendangan dan kali ini berhasil. Kroasia pun memenangi adu penalti dengan skor 3-2.

“Saya tenang dan fokus. Saya memikul tanggung jawab sebagai kapten dan saya harus melakukannya. Hasilnya saya sangat emosional setelah laga. Saya ingin [timnas] Kroasia ini menunjukkan talenta mereka, untuk melangkah lebih jauh. Laga itu [lawan Denmark] tidak menyenangkan memang, tapi tujuan kami berhasil diraih,” ungkap Modric menanggapi laga kontra Denmark.

Menang di babak 16 Besar, kini anak asuh Zlatko Dalic harus menghadapi tuan rumah Rusia di perempat final. Rusia sendiri menyingkirkan tim unggulan Spanyol lewat adu penalti (1/7). Dalam laga itu, kedisiplinan skuat asuhan Stanislav Cherchesov mampu meredam permainan Spanyol dan memaksakan adu penalti.

Jelang laga Rusia vs Kroasia, tim tuan rumah diduga akan menerapkan skema yang sama untuk melawan Vatreni. Luka Modric pun menduga timnas Rusia akan memainkan skema yang sama melawannya.

“Ya, saya mengira taktik [Rusia] akan serupa. Rusia sangat tidak nyaman [untuk dilawan]. Mereka banyak berlari dan terorganisir sangat baik. Mereka pantas berada di perempat final dan tentu ingin memaksimalkan kesempatan untuk maju [ke semifinal]. Menghadapi Rusia dan fans mereka akan menjadi rintangan,” terang mantan pemain Tottenham Hotspur tersebut.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Ikhsan Abdul Hakim

tirto.id - Olahraga
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Ikhsan Abdul Hakim