Menuju konten utama

Peternak Ungkap Penyebab Harga Telur Naik hingga Rp30.000/Kg

Peternak Layer Nasional menuturkan, harga telur ayam naik setiap 10 sampai 12 hari menjelang bulan Ramadan.

Peternak Ungkap Penyebab Harga Telur Naik hingga Rp30.000/Kg
Pekerja memanen telur ayam di Desa Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/rwa.

tirto.id - Komoditas harga pangan mulai meroket jelang Ramadan. Seperti telur ayam saat ini sudah menembus angka Rp30.000 per kilogram.

Kenaikan harga telur tersebut, disebabkan beberapa faktor seperti permintaan yang tinggi dan lainnya, sehingga membuat harga telur kian meroket. Presiden Peternak Layer Nasional, Ki Musbar Mesdi menuturkan, harga telur ayam naik setiap 10 sampai 12 hari menjelang bulan Ramadan. Dia menilai kondisi tersebut wajar.

“Kenaikan harga telur biasanya di kisaran 8 hingga 10 persen. Hal ini disebabkan demand yang tinggi serta hal lainnya yang membuat produksi telur melambat,” tutur Ki Musbar ketika dihubungi Tirto, Kamis (16/3/2023).

Ki Musbar Mesdi mengungkapkan meningkatkan terjadi lantaran permintaan telur yang tinggi untuk membuat kue. Dia menjelaskan menjelang persiapan hari raya Idulfitri harga telur akan kembali normal saat melewati minggu pertama.

Kemudian Ki Musbar Mesdi juga mengatakan, faktor cuaca juga mempengaruhi produktivitas ayam petelur. Faktor lainnya yaitu harga jagung yang tinggi saat ini.

Harga jagung saat ini berada di level Rp5.800 hingga Rp6.000 per kilogram, karena mundurnya masa panen raya dan sangat berpengaruh terhadap biaya pokok produksi per kilogram telur.

Sebelumnya, kenaikan harga telur akhir-akhir ini dikeluhkan oleh beberapa pedagang telur di Kawasan Jakarta Barat. Hal itu disebabkan harga telur yang naik, membuat omzetnya turun drastis.

Koko Adi (35), pedagang telur di Pasar Kedoya, Jakarta Barat (Jakbar) mengungkapkan kenaikan harga telur sebesar Rp5.000 dalam waktu sepekan. Penjualannya pun menjadi seret

“Harga seminggu yang lalu Rp25.000 per kg, lalu naik lompat ke Rp28.000 per kg, dan sekarang langsung ke harga Rp30.000 per kg. Ini membuat saya kebingungan mengapa harga telur naik secara bertahap tetapi selisihnya lumayan,” tutur Koko Adi ketika diwawancarai Tirto, Jakarta, Senin (13/3/2023).

Dia mengungkapkan akibat kenaikan harga telur, omzet harian turun 60 persen. Sementara itu, pada saat harga telur stabil, omzet hariannya naik 80 persen.

Adi menambahkan, kenaikan harga telur membuatnya harus mengurangi pembelian stok telur dari pemasok atau agen. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi pendapatan dan pemasukannya.

“Saya juga bingung mau jual lagi bagaimana. Ini saja ada 5 rak berisi telur, yang habis baru 2 rak. Kalau tersisa banyak, saya sisakan untuk besok atau kebutuhan di rumah,” ujar Adi.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR NAIK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin